Chapter 19
Wolver bersama dua pasukannya masih melakukan pengintaian di gedung wali kota. Mereka telah bersiap untuk menculik sang wali kota yang dulu pernah Blue lakukan, namun gagal.
"Ini semua gara-gara Blue, masa menculik walikota seperti ini saja gagal? Kan kita sekarang yang repot!" Ujar Grave Walker yang kesal.
"Berarti, kamu juga menganggap misi ini susah?" timpal Wolver padanya.
"Ha? Bukan begitu kapten, cuma kan. . ."
"Ah, sudahlah.Kalau ini misi yang mudah, kenapa kamu masih mengeluh?" potong Wolver.
***
Seorang pria berjalan menuju lobi kantor wali kota. Sesampainya di depan lobi, ia mendekati seorang wanita petugas lobi yang tengah bertugas sendirian. Ia menyapu rambutnya dengan tangan kanannya. Ternyata, sapuan tangan pada rambutnya adalah sebuah cara untuk mengambil kutu dari kepalanya. Dan tanpa diketahua sang wanita petugas lobi, ia melempar kutu tersebut ke kepala wanita.
"Permisi nona, bisakah nona jelaskan dimana pak wali kota sekarang?" ujar sang pria.
"Beliau sekarang ada di ruangannya tepatnya di lantai 3 gedung ini kamar E7" jawab petugas lobi yang ternyata telah terpengaruh oleh kutu hipnotis.
"Bolehkah saya tahu agenda tugas pak wali kota hari ini" lanjut sang pria.
"Saat ini, beliau masih istirahat di di ruangannya, dan akan ada rapat koordinasi membahas RAPBD tahun depan satu jam dari sekarang. Yaitu tepatnya jam 2 siang nanti. Pak wali kota akan meninjau pembangunan rumah susun warga pada pukul 4 sore nanti. Dan selanjutnya, beliau akan pergi ke Kota Jogjakarta sekitar jam 7 malam untuk memenuhi undangan workshop peningkatan kualitas pendidikan bersama mentri, gubernur, walikota, bupati dan beberapa pejabat terkait se pulau Jawa. Dan Beliau baru kembali besok sore" jelas penjaga lobi dengan begitu lugas menjelaskan detil agenda wali kota jarena pengaruh hipnotis sang pria.
"Oke cukup, terima kasih!" sang pria tanpa diketahui telah memanggil kembali kutu penjeratnya dan pergi.
***
"Permisi kapten, maaf lama menunggu" sang pria yang telah berbicara dengan sang petugas lobi telah datang menemui Wolver dan Grave Walker.
"Ruser, bagaimana informasinya?" tanya Wolver.
"Nampaknya, kita harus beraksi sekarang juga. Hari ini, wali kota memiliki jadwal yang sangat padat, bahkan sampai besok" ungkap Ruser setelah menerangkan posisi wali kota yang tengah istirahat di dalam gedung ini.
"Baiklah, Walker, kali ini giliranmu" Wolver memerintahkan Grave Walker untuk segera beraksi.
Dengan kekuatannya, Walker berjalan pada dinding vertikal tanpa terjatuh. Sebelumnya, ia telah menyiapkan beberapa keperluan untuk aksinya. Dan singkat cerita, tim Wolver sukses menculik wali kota tanpa ada seorangpun yang menyadari. Mereka akhirnya pergi meninggalkan gedung wali kota.
Sementara di dalam ruang wali kota, Walker telah meninggalkan sehelai rambut wali kota di tempat duduk wali kota. Tiba-tiba, rambut tersebut berubah menjadi tubuh wali kota seutuhnya.
***
Ruser tengah mengendarai mobil minibus miliknya yang baru meluncur dari gedung wali kota. Wolver/Romy duduk di sampingnya, sedangkan Walker duduk di belakang bersama wali kota yang masih tak sadarkan diri. Mereka bergerak menuju markas.
"Walker, bagaimana dengan 'xerox person'?" tanya Wolver.
"Tidak usah khawatir, semua sudah saya urus. Yah, walaupun mungkin hanya akan bertahan paling lama tiga hari" jawabnya menjelaskan rambut wali kota yang ia taruh di atas kursi yang kini telah menggantikan posisi wali kota yang asli.
"Bagus, waktu yang cukup untuk misi mengendalikan Jakarta secara perlahan" ujar Wolver.
***
Bruaaakkhhrr . . . .
Tendangan keras Blue berhasil menghajar mundur Blank.Stormer ganti menyerang.Pertarungan kembali terjadi.Blue menyabetkan pedangnya, Stormer mampu menghindar.Namun, sabetan yang kuat dan cepat seolah mampu membelah udara hingga mengeluarkan cahaya biru di udara.Serangan tersebut berhasil mengenai Stormer hingga terlempar.
Blank kembali menyerang dengan pedangnya, Blue dengan sigap menangkis.Blank kembali mengayun pedangnya.Blue kembali menangkis namun tak berhasil.Blank menghilang sekejap.Blank menyerang secara tiba-tiba dari belakang. Blue yang telah mampu membaca gerakan Blank sebelumnya dengan sigap meluncurkan pedangnya ke belakang, dan . . . .
Jjllleeeeppppp. . . . ! ! ! ! !
Pedang Ecliptics milik Blue berhasil menusuk tubuh Blank.Meski Blank masih sempat menggores bahu Blue dengan pedangnya, namun itu adalah serangan terakhir darinya.
"Blaaaaannkkk. . . ! ! !" Stormer berteriak saat Blank telah dikalahkan Blue.
"Maaf, aku terpaksa harus melakukan ini!" kata Blue sambil mencabut pedangnya.
"Kau tak perlu minta maaf, itu adalah jalanmu.Aku menghargainya" Blank akhirnya terjatuh.Seberkas sinar muncul dari tubuhnya yang telah terkapar.Sinar itu lalu menghilang secara perlahan.Stormer terlihat tak bisa mempercayai kejadian itu. Ia begitu sedah kehilangan sahabat terbaiknya.
Terlintas bayangan masa lalu dalam benak Stormer. Seorang remaja kelas satu SMA dikeroyok anak SMA lain yang berjumlah 4 orang. Ia tak berdaya melawan anak SMA lain yang berjumlah empat orang tersebut. Namun, satu diantara mereka tiba-tiba jatuh. Ternyata ia diserang seorang anak SMA pula.
"Beraninya cuma keroyokan, pengecut kalian. . . ! ! !" ujar anak SMA yang barusan memukul. Ternyata dia sendirian.
"Bayu. . . ? ? ?" ujar anak SMA yang barusan dikeroyok, ia mengenal siswa SMA yang tengah menolongnya itu. Karena kalah jumlah, Bayu juga tak mampu berbuat apa-apa melawan para pengroyok.Beruntuk warga mulai berdatangan hingga para pengroyok kabur meninggalkan Bayu dan temannya.
"Bayu, kamu tidak apa-apa?"
"Fandi, kamu nggak perlu khawatir seperti itu.Aku baik-baik saja kok" ujar Bayu yang masih terduduk menahan sakit.
"Pelipismu berdarah, bagaimana mungkin kau masih berkata baik-baik saja?" ujar Fandi membantu sahabatnya berdiri.
"Terima kasih ya Bayu, kamu menolong aku" lanjut Fandi.
"Nggak usah dipikirin, teman harus seperti itu" Ucapan Bayu masih berdengung di telinga Stormer, sahabatnya yang kini telah terbunuh. Terngiang lagi kenangan bersama Bayu, teman SMA yang sangat ia sayangi. Di kala hendak lulus SMA.
"Bayu, setelah lulus SMA nanti, kamu mau kemana?" tanya Fandi pada temannya.
"Aku mau daftar jadi Polisi.Biar bisa membasmi kejahatan" jawab Bayu.
"Kalau begitu, aku juga mau jadi Polisi" sahut Fandi.
"Hei jangan, kamu itu pintar.Kamu cocoknya jadi guru" Bayu menasehati Fandi.
"Hahaha, aku bercanda kok.Aku memang berniat untuk menjadi guru" jawab Fandi sambil tertawa.
"Kamu nggak usah khawatir. Meski kita berpisah nanti, kita tetap bersahabat. Ini bukti persahabatan kita" Bayu menunjukkan gelangnya, dan Fandi juga menunjukkannya. Mereka memiliki gelang yang sama.
"Gelang ini tanda persahabatan kita yang abadi" ujar Bayu.
"Ya. . . Bila perlu kita wariskan pada anak cucu kita, hahahaha. . ." mereka tertawa bersama. Stormer masih mengingat masa 11 tahun lalu sambil memandang gelang persahabatan yang melingkar di lengan kirinya.
Stormer mulai mendekati Blue secara perlahan.Blue menyiapkan kuda-kudanya.Stormer ternyata tak menyerang.Ia hanya ingin menghampiri jasad Blank yang telah terbujur kaku. Ia begitu sedih melihat sahabatnya tak lagi bernafas. Stormer menutup wajah Blank lalu mengambil gelang tanda persahabatan mereka.
Stormer kembali mengingat masa lalunya.Terlihat Bayu terluka parah dikeroyok sejumlah preman karena berusaha menolong Fandi.
"Bayu, bertahanlah. Jika kau sampai mati, aku janji akan membalasnya. Aku tak peduli meski aku juga akan mati" ujar Fandi yang sedih.Bayu melarang Fandi.
"Jangan Fan, jika kamu ikut mati siapa yang akan meneruskan cita-cita kita?" seru Bayu memohon.Kejadian tersebut berlangsung beberapa saat ketika Bayu dan Fandi bersama teman-temannya selesai merayakan kelulusan SMA.Beruntung kali itu, seorang pria datang dan menolong Bayu.
"Ada apa dengan temanmu dek?" ujar sang pria yang tiba-tiba menghampiri mereka.
"Dia dikeroyok preman om, gara-gara mau menolong aku" Fandi terlihat sedih.
"Kamu tak usah khawatir, om akan segera membawa temanmu ke rumah sakit"
"Tapi om. . ."
"Kamu tak perlu khawatir, om akan urus semuanya. Berdoa saja semoga temanmu lekas sembuh ya!" ujar sang pria. Dan mereka telah ada di rumah sakit.
"Terima kasih ya om, aku mohon selamatkan Bayu om" Fandi begitu berharap pada pria yang begitu baik hati tersebut. Dan pria tersebut meyakinkan bahwa Bayu akan selamat.
"Bayu pasti selamat. Oh ya, namamu siapa?" ujar sang pria sambil memegang bahu Fandi.
"Fandi om, kami baru pulang merayakan kelulusan sekolah" jawab Fandi.
"Oh, kamu baru lulus SMA ya, nama om Indra, kebetulan om adalah Dosen di ITJ. Om senang jika bertemu kalian lagi di kampus ITJ. Temui om kalau kamu ada keperluan, ini kartu nama om" Pria tersebut meninggalkan Fandi, ia ternyata Prof. Indra di masa lalu.
To Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar