Powered By Blogger

Senin, 02 Juni 2014

Sky Power - Chapter 15



Sang pria misterius membawa Blue yang tak sadarkan diri ke sebuah tempat rahasia. Beberapa saat kemudian, Blue mulai mendapatkan kembali kesadarannya. Namun ia tak bisa bergerak karena tubuh yang terikat rantai meteor.
"Kau sudah sadar rupanya anak muda!" ujar pria misterius sambil mencopot masker yang Blue pakai.
"Siapa kau sebenarnya? Dan ada urusan apa kau bawa aku ke sini?" tanya Blue. Pria misterius melepas topengnya. Pria tersebut ternyata seorang kakek-kakek.
"Bersikaplah lebih sopan pada orang tua!" sahut kakek tersebut.
"Lalu apa tujuan kakek melakukan ini semua?" tanya Blue lagi.
"Kau anak dari dr. Sigit Hadiwinata kan?" tanya Kakek. Ferry heran, mengapa kakek misterius itu tahu ayahnya.
"Kakek kenal ayahku?"
"Tentu saja. Dia adalah muridku saat masih kuliah S1, tepatnya dia adalah asistenku bersama Indra Pramono, Bos Sky Power" ucapnya.
"Berarti kakek tahu banyak tentang Sky Power?" tanya Ferry kembali.
"Tentu saja. Ayahmu orang yang harus bertanggungjawab atas kekacauan ini semua"
"Kenapa kau menyalahkan ayahku? Ayah tak bersalah!" seru Ferry tak terima.
"Gelang star power yang kalian pakai itu adalah hasil penelitianku yang diselesaikan oleh ayahmu" tuturnya.
"Namun Indra menginginkan hasil penelitian ayahmu. Hingga ia berusaha mencurinya. Bahkan ayah dan ibumu akhirnya meninggal karena itu"
"Tidak. . . !! Ayah dan ibu meninggal karena kecelakaan lalu lintas, tidak ada hubungannya dengan Prof. Indra" Ferry membantah.
"Kau salah. Kecelakaan kedua orang tuamu adalah rancangan Indra. Mobil orang tuamu masuk jurang karena ada mobil truk pasir yang memang sengaja menabraknya" lanjut sang kakek.
"Tidak mungkin" Ferry masih tak percaya dan terlihat sangat sedih.
"Ayahmu dan Indra sebenarnya adalah teman baik, meski mereka selalu bersaing dalam banyak hal. Tapi aku juga tak mengerti mengapa Indra berubah begitu drastis setelah istrinya meninggal. Kini hasil penelitian ayahmu telah disalahgunakan olehnya. Kau sebagai seorang anak harus bisa mengembalikan kehormatan ayahmu. Hentikan Sky Power secepatnya" ujar kakek itu. Ferry masih terlihat ragu, bagaimana ia menghentikan semuanya.
"Aku tak mungkin bisa melawan mereka. Kakek lebih kuat dariku, kenapa tidak kakek saja yang megkakukannya? Lagipula, aku tak bisa melepaskan diri dari Brain Control dalam tubuhku"
Kakek misterius itu menghunus pedangnya dan berdiri di depan Ferry. Ia ketakutan apa yang akan dilakukan kakek misterius itu. Sang kakek mengacungkan pedangnya ke langit hingga memancarkan cahaya petir yang sangat besar. Lalu, sang kakek menghujamkan pedangnya. Ferry ketakutan karena pedang mengerikan itu telah siap menebasnya.
Namun pedang itu tak menebas tubuhnya. Kakek menancapkan pedangnya ke tanah. Ia menjerit seperti tersengat aliran listrik yang sangat besar.
"Kakek . . . Kau kenapa?" Ferry malah menghawatirkan sang kakek. Sang kakek akhirnya jatuh berlutut dengan tubuh yang begitu lemas. Pedang yang kakek tancapkan berubah mengecil setengah ukuran sebelumnya.
Perlahan, kakek berusaha mengumpulkan kembali sisa-sisa tenaganya untuk bangkit dan mencabut kembali pedang yang ia tancapkan ke tanah. Ia mengayunkan pedangnya ke tubuh Ferry. Ferry yang masih terikat rantai, tak mampu menghindar. Dan . . .

Craaannkkk . . .

Ternyata kakek misterius itu hanya menebas rantai yang mengikat Ferry hingga terputus. Ferry pun heran.
"Kenapa kakek melepaskanku? Tubuh kakek terlihat lemah, apa tidak berbahaya jika Brain Control menguasai tubuhku dan menyerang kakek?" ujar Ferry masih tak mengerti maksud kakek.
"Kau sudah terbebas dari Brain Control" jawab kakek. Tentu saja itu membuat Ferry terkejut dan setengah tak percaya.
"Apa? Bagaimana caranya?" Ferry tambah bingung.
"Ini adalah Pedang 'Ecliptic', satu-satunya benda pusaka yang tersisa milik ayahmu. Dia menitipkan ini sebelum ia pergi untuk selamanya. Pedang ini mampu memutus kendali brain control jika dalam wujud sempurna. Sekarang, pedang ini mengecil karena kekuatannya telah digunakan untuk membebaskanmu dari brain control. Perlu waktu 10 tahun untuk mengembalikan ke wujud sempurna. Namun pedang ini tetap bisa digunakan" tutur sang kakek.
"Itulah salah satu alasan mengapa Indra merekrutmu menjadi Sky Warior. Karena dia juga mengincar pedang ini" lanjutnya.
"Bolehkah ak tanya satu hal?" tanya Ferry. Sang kakek hanya mengangguk.
"Prof. Indra bilang, aku adalah special warior. Meski aku adalah anggota baru, aku langsung menjabat sebagai kapten divisi bersama lima kapten lainnya. Apakah ini juga ada hubunganya dengan obsesi Prof. Indra pada pedang itu?" tanya Ferry.
"Kau bisa dibilang benar. Tapi itu bukan alasan utama" jawab sang kakek.
"Lalu apa?"
"Kau ingat pertarungan di atas gedung tadi, dan apa yang terjadi pada teman-temanmu?" kata kakek. Ferry mengingat teman-temannya yang seketika berubah menjadi tanah setelah tertusuk pedang Ecliptic.
"Indra selalu mengincar para pemuda yang tengah sekarat. Ia akan menyegel roh yang baru lepas dari jasadnya. Lalu ia tanamkan ke dalam tanah liat yang sudah ia bentuk manusia. Tanah tersebut akan hidup dan membentuh jasad kepunyaan roh tersebut. Dan dia akan mengendalikan mayat hidup itu sepenuhnya melalui gelang star power yang dipakaikan pada lengannya. Mereka tetap memiliki kesadaran layaknya sebelum mereka mati" tutur Kakek misterius itu.
"Semua Sky Warior tercipta dari tanah liat yang tersegel roh manusia yang baru mati. Kecuali kau dan lima kapten divisi lainnya. Mereka yang tercipta dari tanah liat lebih mudah dikendalikan oleh Brain Control, karena mereka tak memiliki hasrat sebesar orang hidup. Namun mereka lebih lemah, karena tercipta dari tanah liat, bukan badan asli. Sedangkan mereka yang tercipta dari badan hidup seperti yang kau alami, cenderung lebih liar dan suka membangkang, karena hasrat dan harapan mereka masih menyala-nyala. Namun tubuh mereka jauh lebih kuat, karena tercipta dari badan hidup" tutur sang kakek. Ferry mulai faham apa makna spesial yang tersemat ke dalam dirinya.
"Seorang supir dan kernek truk pasir yang menabrak mobil kedua orang tuamu dalam kecelakaan 15 tahun yang lalu adalah produk awal Sky Warior yang ia kendalikan untuk mencelakakan orang tuamu dan mengambil Ecliptica yang awalnya memang ayahmu membawanya. Namun ketika hendak pulang, ia menitipkan pedang ini padaku. Hingga akhirnya, Indra gagal mendapatkan pedang ini" ujar sang kakek. Ferry begitu marah mendengar penuturan sang kakek.
"Bangsat . . . ! ! Ternyata Prof. Indra dalang di balik kecelakaan ayah dan ibu. Aku tidak bisa memaafkannya. . . ! ! !" seru Ferry penuh emosi.
"Bagaimana cara mengalahkan mereka? Aku adalah kapten terlemah diantara enam kapten yang ada" serunya lagi.
"Kau akan mendapatkan kekuatan yang luar biasa jika kau menguasai pedang ini dengan baik" sang kakek menancapkan kembali pedangnya ke tanah.
"Apa aku boleh menggunakan pedang ini?" ujar Ferry ragu.
"Ayahmu menitipkan pedang ini padaku. Dan kau sekarang sudah dewasa. Sudah sepatutnya aku serahkan pedang ini pada ahli waris yang berhak" ujar sang kakek. Ferry mengambil pedang Ecliptic yang menancap di tanah. Namun pedang tersebut sama sekali tak bergerak meski telah mengeluarkan seluruh tenaganya. Bahkan pedang itu mengeluarkan sengatan listrik yang sangat besar.
"Aaakkhh . . . ! ! !" Ferry berteriak dan terlempar.
"Kau mempermainkanku kek?" bentak Ferry marah. Kakek hanya tersenyum pada reaksi Ferry.
"Aku hanya ingin menunjukan padamu, bahwa pedang ini adalah pedang anti Star Power. Pedang ini akan menolak para pengguna star power untuk menguasainya" tuturnya.
"Berarti percuma saja aku mewarisinya kalau aku tak bisa menggunakannya?" Ferry kesal.
"Kau kenapa tak pernah bersabar mendengar kata-kataku?" balas kakek.
"Ini semua karena kakek. Kakek yang harusnya bertanggungjawab. Lagipula, kakek mampu menguasai Ecliptic, kenapa tidak kakek sendiri yang menghentikan mereka?" Ferry tak mau kalah. Kakek sejenak Terdiam menenangkan diri.
"Kau benar. Ini semua aku yang mulai. Tapi sayangnya, aku tak bisa menggunakan kekuatan pedang Ecliptic tak lebih dari 30 menit dan butuh waktu 3 jam untuk kembali menguasainya. Karena jika lebih dari itu, tubuhku tak mampu menahannya. Itu sebabnya aku mencarimu. Aku ingin kau mewarisi hasil penelitianku, tanggungjawabku, serta tanggung jawab ayahmu. Tak penting sehebat apa kekuatanmu. Tapi sejauh apa kau gunakan kekuatanmu untuk menolong orang-orang yang kau sayangi. Apakah kau siap mengemban tugasmu menghentikan kekacauan ini?" tanya sang kakek.
Ferry terdiam merenungi kata-kata sang kakek.
"Ya, aku siap kek!" tegas Ferry dengan penuh keyakinan.

***
Di tempat lain, seorang sekuriti rumah dinas wali kota heran melihat sang wali kota tertidur pulas di sofa luar di pagi hari. Ia mencoba membangunkan sang wali kota.
"Pak, bangun pak!" seru penjaga sambil menepuk pelan lengan sang wali kota. Wali kota lalu terbangun.
"Loh, kok saya tidur di sini?" ujar wali kota kaget. Nampaknya ia tidak mengingat kejadian semalam.
"Saya tidak tahu pak, saya juga kaget saat melihat bapak tertidur di sini" jawab sang penjaga.
"Ya sudah, kamu jangan bilang siapa-siapa ya!" kata sang wali kota langsung nyelonong masuk.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar