Dengan kekuatan barunya, Ferry semakin getol memburu penjahat. Ia tidak memikirkan apa itu super hero. Ia hanya ingin menikmati apa yang tuhan anugrahkan padanya. Ia sadar akan tanggung jawab yang harus ia pikul atas apa yang didapatnya. Beruntung ia tak sendiri. Rekan-rekan Sky Power selalu membantunya setiap ada kesulitan. Seperti alat switch Blue Mode yang membuatnya lebih gampang dan cepat dalam berubah ke dalam mode Blue untuk penyamaran. Telah cukup banyak misi yang ia tunaikan.
Kini, Sky Power tengah menggelar rapat penting untuk sebuah misi besar. Semua kapten divisi hadir dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Prof. Indra yang di gelar di sebuah aula markas pertahanan yang terpisah dari markas inti.
"Ini adalah misi besar yang akan melibatkan semua divisi. Oleh sebab itu, perencanaan yang matang beserta kerjasama yang kuat adalah modal berharga dalam menyelesaikan ini" Prof. Indra mempresentasikan secara serius.
"Apakah kita punya opsi?" tanya Wolver.
"Tidah, kita cukup mempersiapkan bagaimana misi ini kita jalani" ujar Prof. Indra.
"Aku belum pernah mendengar sebelumnya, misi apakah?" Stormer bertanya.
"Kita harus membersihkan Jakarta dari orang-orang yang mengotorinya secara tuntas" Ujar Prof. Indra.
"Bukankah itu sudah menjadi tugas kita dalam membasmi orang-orang jahat Prof?" tanya Blue.
"Kita akan membersihkan sampai ke akar-akarnya sekarang. Percuma jika hanya membasmi orang-orang jahat saja tanpa memberangus potensinya juga. Seperti rumput yang akan selalu tumbuh jika tak kita cabut sampai akarnya" tandasnya
"Culik para gembel, pengemis, gelandangan, pelacur dan semua orang yang telah membuat kota ini semrawut. Lenyapkan mereka dari kota ini!" ucapan Prof. Indra benar-benar mengagetkan semua warior. Tak ada tanda protes dari para warior, sampai akhirnya Blue angkat bicara.
"Maaf Prof, itu terlalu berlebihan!" sanggah Blue.
"Kau benar, tapi dalam mencapai suatu perubahan yang lebih baik, kita perlu pengorbanan, dan mereka layak membayarnya" ucap Prof. Indra.
"Aku tidak setuju. Jakarta masih bisa berubah tanpa harus mengorbankan mereka yang tak bersalah" Blue kembali mengungkapkan keberatannya.
"Tidak bersalah katamu? Menempati lahan pemerintah tanpa ijin, mengotori sungai dan lingkungan hingga menjadi penyebab banjir, sampai berpura-pura lumpuh, sakit serta memanfaatkan anak anak untuk mendapat simpati orang agar bersedekah, apa kau pikir itu perbuatan yang benar?" Prof. Indra mulai naik pitam terhadap bantahan Blue.
"Tapi kesalahan mereka tak semestinya kita hukum dengan cara seperti itu!" Blue nampaknya tak mau kalah sementara yang lain hanya terdiam.
"Saya sudah katakan. Tidak ada opsi dalam rapat ini. Ikuti aturan dan semua beres. Paham. . . ! !" bentak Prof. Indra semakin murka. Ferry sangat kecewa pada Prof. Indra yang awalnya begitu baik, kini mulai menunjukkan sifat aslinya.
"Aku tak mau ambil bagian dalam rencana busuk ini. Lebih baik aku keluar dari organisasi ini" Blue berusaha melepas benda switch mode yang melingkar pada lengan kirinya. Namun ia tak bisa melepaskannya.
"Percuma saja kalaupun kau lepas alat itu. Kekuatan Sky Power telah menyatu dalam tubuhmu. Hanya kematian yang akan melepaskan itu semua" ujar Prof. Indra. Blue benar-benar sangat marah, ia telah habis kesabaran. Ia pun menyerang Prof. Indra dengan pukulannya. Namun pukulannya terhenti beberapa centi meter sebelum menyentuh wajah Prof. Indra. Ia pun bingung, mengapa pukulannya tak mampu mengenai wajah sang Profesor. Tiba-tiba, Iluvera menyerangnya dengan pukulan pada tubuhnya hingga terpental beberapa meter.
"Ah, maaf Blue. Ini bukan kehendakku" ujar Iluvera tak tega.
"Aku takkan membiarkanmu pergi dari sini, Ferry! Kau adalah aset berhargaku" seru Prof. Indra.
Blue yang meringis kesakitan kembali bangkit.
"Aku tak sudi mengikuti rencana gilamu" Ferry kembali menyerang, namun tubuhnya tak mampu digerakan. Prof. Indra seakan mampu mengendalikan tubuhnya. Tiba-tiba, ia merasakan sakit yang sangat luar biasa menyerang kepalanya.
"Aaakhhrrr. . . .!!!" Blue mengerang kesakitan memegang kepalanya.
"Lepaskan dia Prof!!" tiba-tiba Wolver meminta pada Prof. Indra. Ia pun bingung dengan keinginan Wolver.
"Biar aku yang menghadapinya" Wolver pun maju menghadapi Blue.
"Tindakanmu terlalu berani sebagai new warior. Hadapi aku dulu jika kau ingin keluar dari Sky Power"
"Wolver . . !!" Iluvera mencoba untuk menghentikannya. Namun Wolver meminta ia diam.
Blue mengawali serangan, namun dengan sigap Wolver menghindar. Blue terus menyerang, namun Wolver selalu sigap untuk menghindar atau menangkisnya.
Sebuah tendangan keras sukses Blue berikan dan mengenai dada Wolver. Namun tak berdampak apapun. Blue kembali menyerang, namun kembali Wolver sigap menghindar sambil melancarkan pukulan yang dengan telak mengenai wajah Blue. Ia terjatuh, master hitamnya terlepas hingga darah segar yang mengalir di sela bibir dan hidungnya terlihat jelas.
"Kau takkan bisa mengalahkanku. Karena kau adalah kapten terlemah di sini. Bahkan kau tak tahu apa jenis 'star power' milikmu sendiri" seru Wolver.
"Diam kau. . . ! ! Yang lemah tak selamanya kalah, meski itu berarti kematian" Blue kembali menyerang namun dengan mudah Wolver menangkap dan melemparnya ke tembok serta mencekiknya.
"Sudah ku katakan aku takkan mengalah . . . !!" ujar Blue melepaskan cengkraman tangan Wolver dan menghujamkan pukulannya full power ke wajah Wolver.
Brruuuakkk . . . ! ! !
Wolver terdorong mundur. Topeng yang ia kenakan hancur oleh pukulan Blue. Kini, wajahnya tak tertutup penghalang lagi. Blue sangat kaget mengetahui wajah di balik topeng Wolver.
"Ro . . . Romy. . . ! !"
'Pantas saja selama ini Romy begitu perkasa dalam bela diri. Jadi ini rahasianya' pikir Blue dalam hati.
"Kau? Kenapa kau ada di sini?" bentak Blue pada teman kuliahnya tersebut.
"Kau hanya perlu diam dan ikuti aturan di sini" Wolver melesat menghajar Blue. Blue tak sanggup menghindar hingga ia menerima beberapa serangan telak dari Wolver. Blue terjatuh tak berdaya lagi. Namun ia tetap mencoba untuk bangkit dengan susah payah.
Blue kembali menyerang. Namun tenaganya yang telah habis membuatnya terjatuh kembali sebelum mampu membalas serangan Wolver. Blue akhirnya jatuh dan tak sadarkan diri.
"Iluvera, bawa dia!" seru Wolver. Iluvera membawa Blue ke ruang perawatan. Sementara rapat yang sempat tertunda dilanjutkan tanpa kapten divisi intel dan medis.
***
Beberapa jam kemudian, Blue atau Ferry terbangun. Iluvera menyadari itu. Ia mengecek perkembangan kesehatan Ferry.
"Jangan terlalu banyak gerak, kau masih butuh istirahat" ujar Iluvera, sementara Ferry masih meringis kesakitan.
"Untuk apa kau menolongku?" seru Ferry.
"Ini sudah jadi tugasku" jawab Iluvera.
"Tapi aku tak mau hidup sebagai penjahat di sini" sahut Ferry. Iluvera membuka topeng di wajahnya. Hal itu membuat Ferry kaget.
"Setidaknya, kau harus percaya pada harapanmu" ujar Iluvera yang ternyata bernama asli Shinta Marcela, asisten dosen Prof. Indra yang sering ia temui di kantor Prof. Indra.
"Kau. . . ? ? Kenapa kau mau bergabung di sini?" tanya Ferry.
"Aku yakin kau juga pada dasarnya tak mau kan?" tambahnya.
"Mungkin kau tak selamanya salah. Tapi sekarang, aku hanya bisa percaya dan berharap. Semoga kedamaian itu akan datang" jawab Iluvera.
"Kenapa tidak kabur saja dari sini? Aku akan membantumu" ujar Ferry.
"Itu tidak mungkin!"
"Kenapa?" kata Ferry heran.
"Sejauh apapun kau pergi, kau pasti akan kembali lagi ke sini!" jawabnya.
"Kenapa bisa seperti itu?" Ferry semakin tak mengerti.
"Apa kau tak merasakan 'Brain Control'?" ujar Iluvera sambil masih merawat lukanya.
"Brain Control???" Ferry tentu tak mengerti, bahkan ia baru mendengarnya.
"Kau tak bisa bergerak saat kau hendak menyerang Prof. Indra, dan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang kepalamu" ujar Iluvera menjelaskan. Ferry mengingat kejadian itu.
"Itu adalah efek Brain Control yang telah terinstal ke dalam otakmu semenjak pertama kau mengenakan gelang 'star power'. Kemanapun kau pergi, Prof. Indra bakal dengan mudah memanggilmu kembali. Ia bisa mengendalikan semua gerak tubuhmu tanpa harus melenyapkan kesadaranmu" Iluvera menjelaskan.
"Kurang ajar. Itu berarti, kau juga . . . ? ? ?"
"Semua Sky Warior di sini berada dalam kendali Brain Control, termasuk aku" ucapnya. Ferry begitu kesal dan menyesali keputusannya bergabung dengan Sky Power. Kini, ia hanya akan menjadi budak dari obsesi gila Prof. Indra.
"Lalu bagaimana cara melepaskan Brain Control ini" tanya Ferry.
"Hanya kematian yang akan melepaskan ini semua"
Ferry mulai putus asa. Namun ia tetap akan berusaha melepas Brain Control.
"Sekarang, belajarlah menerima dan mengikuti aturan yang ada. Sambil menunggu harapan menyapa kelak" kata Iluvera sambil pergi meninggalkannya.
To Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar