Powered By Blogger

Minggu, 20 Juli 2014

Sky Power - Chapter 17

Chapter 17

Suasana lengang di markas pertahanan Sky Power mendadak berubah jadi mencekam. Serangan mendadak yang Blue lancarkan telah menjatuhkan setidaknya 6 pasukan penjaga benteng senjata tersebut. Dua Sky Warior kembali menyerang. Blue menghindar dan menebaskan pedangnya. Merekapun terjatuh. 7 Sky warior tersisa kembali menyerang, namun Androman yang telah tahu kejadian tersebut menghentikan anggotanya.
"Hentikan . . . ! ! ! Dia bukan musuh" seru Androman pada anggotanya.
"Tapi dia telah menyerang kita kapten" ujar salah satu warior.
"Biar aku yang tangani" Androman mendekat pada Blue.
"Hei Blue, lama aku tak mendengar kabarmu. Kemana saja kau ini? Sekarang, kau malah muncul dengan membuat ulah. Apa ini perintah dari pusat?" Androman bertanya dengan ramah.
"Maaf, ternyata aku masih dirindukan di sini" ujar Blue.
"Siapa yang bilang kaya gitu? Jelaskan padaku apa tujuanmu ke sini? Dan kemana saja kau selama ini?" bentak Androman kesal.
"Aku ingin bertarung denganmu!" Kata Blue, Androman agak kaget mendengar tantangan Blue.
"Hhmmm . . . Hahahaha . . . . . . Nampaknya kau tak mau dianggap kapten terlemah ya? Tapi sayang, aku tak tertarik bertarung denganmu" ujar Androman yang tidak mempedulikan tawaran Blue. Blue kesal dan mengirimkan pukulan jarak jauh yang hampir mengenai wajah Androman. Pukulan tersebut mengenai tembok dan menghancurkannya.
"Nampaknya kau benar-benar serius ya?" tanpa basa-basi lagi Androman langsung maju.
Blue menghunus pedang miliknya dan menyerang Androman. Dengan sigap Androman menangkis dengan perisainya. Saling jual beli serangan tak dapat dihindari lagi. Androman menghantamkan perisai besarnya yang ditangkis oleh Blue. Tenaga yang Androman kerahkan nampaknya terlalu besar hingga Blue terlempar dan membentur tembok benteng yang hancur.
"Kau belum tahu perbedaan kekuatan diantara kita. Sekarang, aku harap kau berubah fikiran" seru Androman. Tak lama kemudian, Blue kembali bangkit.
"Tak buruk" ujar Blue.
"Aku tak tertarik untuk meneruskan pertarungan ini, kecuali kau punya alasan untuk memaksaku" Androman kembali memperingatkan.
"Aku juga tak mau bertarung denganmu, andai kau dan anak buahmu mengosongkan tempat ini" balasnya.
"Ada pertanyaan yang harus kau jawab sebelum aku mengambil keputusan. Apa tujuanmu menguasai gedung ini?"
"Tak penting untuk aku ceritakan, namun ada satu hal yang wajib kau tahu" Blue keluar dari reruntuhan dan bersiap dengan pedangnya.
"Aku sudah terbebas dari Brain Control" kalimat terakhir dari Blue jelas tak mudah untuk dipercayai.
"Terbebas. . . ? ? ? Kau benar-benar pandai berakting" ujar Androman.
"Apa kau fikir, unique powerku sejenis itu? Aku tak punya banyak waktu, kosongkan tempat ini sekarang juga!" Blue membalas.
"Alasanmu, aku terima" Androman yang berbadan besar kembali menyerang, begitu juga Blue. Kekuatan Androman yang cukup kuat mampu diimbangi oleh kecepatan Blue.
Sebuah tendangan keras menerpa wajah Androman hingga terjatuh. Namun masih tak begitu berpengaruh. Blue kembali menyerang dan berhasil menebas tubuh Androman. Namun tebasan tersebut sama sekali tak berbekas. Blue berkali-kali mencoba menebas namun tubuh Androman ternyata kebal. Dan hanya sekali terjang, Blue terpental jauh. Blue baru menyadari bahwa Androman adalah manusia baja atau cyborg.
Sebuah moncong senapan besar keluar dari tubuh Androman. Ia menyerang Blue dengan meriam Api. Blue berhasil menghindar dan hanya menghasilkan sebuah ledakan besar.
Medan berubah menjadi berdebu menghalangi pandangan dalam bertarung. Androman tiba-tiba muncul di belakang Blue dan langsung menyerangnya. Blue terdesak dan jatuh namun Androman kembali menyerang lewat tembakan meriamnya hingga membuat Blue tak berdaya.
"Kurung dia di markas!" seru Androman pada anak buahnya. Namun belum sempat mereka mendekati tubuh Blue, ledakan besar terjadi. Para kru Sky Power terlempar sementara Blue kembali bangkit dengan tubuh diselimuti cahaya biru.
"Kau . . . Pedang itu . . . ?" Androman terkaget melihat Blue memegang pedang yang selama ini dicari oleh Prof. Indra. Blue kembali menyerang dan Androman menangkis dengan perisainya. Tenaga Blue meningkat tajam dalam mode penggunaan Ecliptic hingga pukulannya mampu menghancurkan perisai terkuat yang dimiliki Androman. Androman bahkan terlempar dan menabrak tembok benteng. Androman bangkit.
"Aku senang punya kesempatan bertarung seperti ini, aku senang kau punya kesempatan mengalahkanku" ucap Androman bangkit kembali dan siap menyerang. Androman menyerang dengan kecepatan penuhnya.

Jlllleeeeeeebbbbbbb . . . . !!!!!!!!

Ferry berhasil menusuk tubuh Androman. Namun ia juga heran, karena seharus Androman bisa menghindari serang lemah darinya. Mungkinkah Androman sengaja menusukan Ecliptic secara sengaja.
"Dasar bodoh! Bagaimana kau bisa mengalahkan musuhmu nanti jika kau selemah ini?" Androman masih mampu bicara meskipun tubuhnya mulai melemah. Seluruh kekuatannya terserap oleh pedang Ecliptic yang menusuk.
"Kau yang bodoh! Kenapa kau mengumpankan dirimu sendiri?" Blue tak mau mengalah.
"Aku tak mau bertarung, dan aku senang aku akan terbunuh olehmu"
"Apa maksudmu?" Blue tak mengerti jalan pikiran Androman yang menyerahkan diri untuk terbunuh.
"Kekuatanmu sangat besar, tapi. . . Tekadmu masih sangat lemah. Belajarlah menjadi kejam pada musuhmu. Aku senang kau telah membebaskanmu dari Brain Control. Tapi, kau takkan bisa mengalahkan yang lain jika kau masih bertarung dengan gaya seperti ini" ucap Androman.
"Ini sebagai hadiah atas kemenanganmu. Terima kasih, Blue!" Androman menyerahkan sebuah kompas kaca sebelu akhirnya terjatuh.
***
Dua sky warior divisi pertahanan melaporkan kericuhan yang terjadi pada markas pertahanan ke markas pusat.
"Blue . . . ? ? ? Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini semua? Blank, Stormer, siapkan pasukan untuk membantu Androman. Sered Blue kesini" Prof. Indra menginstruksikan.
"Baik Prof!" Blank dan Stormer berangkat dengan pasukannya.
"Iluvera, bagaimana dengan misi Wolver?"  tanya Prof. Indra pada Iluvera yang masih berada di depan monitor besar.
"Nampaknya, Wolver menunda penyergapan saat ini. Ia menunda sampai malam nanti" jawab Iluvera.
"Kenapa?"
"Belum ada konfirmasi terkini, namun diduga karena terlalu banyak pihak yang ada di samping walikota saat ini. Terlalu beresiko melakukan penyergapan di tempat ramai" Iluvera kembali menjelaskan.

***
Blue memasukan kompas kaca pada gelang Star Powernya. Dan tiba-tiba, sebuah kaca mata biru muncul membalut dua mati Blue. Kaca mata itu nampaknya kaca mata digital yang langsung menunjukan berbagai informasi digital di hadapannya.
Blue masuk ke dalam markas pertahanan. Ia menuju ke sebuah ruang rahasia. Beberapa menit kemudian, Blue pergi meninggalkan markas. Namun belum sempat ia pergi, tembakan beruntun ia terima. Blue bersembunyi di balik dinding markas. Blue menyadari dirinya telah dikepung 25 sky warior dari dua divisi yang dipimpin oleh Blank dan Stormer.
Blue melakukan serangan balasan dengan laser petir dari Ecliptic yang berhasil mengenai beberapa sky warior. Blue muncul, Stormer mencegah anggotanya untuk menyerang.
"Aku cuma menginstruksikan kau agar menyerah" seru Stormer.
"Aku ingin mengalahkan kalian!" Blue balik mengancam.
Stormer mencoba meringkus Blue dengan kekuatan badai angin puyuh. Namun Blue berhasil membelah badai dengan sabetan Ecliptic. Bahkan sabetannya berhasil mengenai separuh pasukan tersisa yang berubah menjadi tanah. Stormer mengeluarkan senjatanya berupa tongkat badai. Ia pun bertarung dengan Blue. Badai besar menyelimuti pertarungan mereka. Anggota sky power lain bahkan hampir terlempar karena besarnya badai yang terjadi terkecuali Blank yang masih tenang mengamati pertarungan dua kapten tersebut. Blue berhasil mendesak Stormer dengan tendangannya. Stormer terlempar mundur. Blue kembali menyerang Stormer, namun tiba-tiba Stormer menghilang. Stormer sendiri sebenarnya masih belum bergerak dari posisinya. Nampaknya kekuatan Blank mulai bekerja. Blue tak mampu melihat Stormer yang ada di hadapannya. Serangan dahsyat Stormer lancarkan hingga membuat Blue terlempar dan jatuh terkapar.
Blue kembali bangkit meski agak terhuyung.
"Kau boleh saja mengalahkan Androman. Dia orang yang terlalu baik. Tapi jangan harap kau menang dari kami!" ujar Stormer.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar