Powered By Blogger

Minggu, 20 Juli 2014

Sky Power - Chapter 18

Chapter 18

Blue kembali mendapat serangan dari Stormer yang tak mampu dilihatnya. Blue dibuat tak berdaya oleh serangan kombinasi Stormer dan Blank.
"Sky Warior rendahan sepertimu mana mungkin mengalahkan para kapten! Sekarang, bersiaplah mengakhiri pertarungan ini" Stormer bersiap menyerang dengan serangan Grand Storm. Kedua tangan Blue bagai terikat oleh udara dengan posisi menyilang. Sementara badai raksasa telah siap menyerang. Grand Storm menyerang dengan kecepatan luar biasa disaat Blue tak berdaya bagai dipasung. Ledakan besar pun terjadi saat badai telah mengenai Blue. Kepulan asap yang membumbung tinggi menandakan sebuah akhir pertarungan.
Namun Stormer dan kawan-kawan dibuat kaget ketika kepulan asap perlahan sirna. Blue ternyata masih berdiri tegak tanpa terkena serangan barusan.
Selaput udara berbentuk dua sayap elang melindungi Blue dari terjangan Grand Storm. Stormer dan yang lain kaget.
"Tidak mungkin. . . ! ! Kau telah menguasai unique power nampaknya. Jenis angin mirip seperti punyakuku ya?" ujar Stormer.
"Aku tak tahu jenis kekuatanku. Aku hanya ingin mengalahkanmu. Hanya itu" jawab Blue.
"Mengalahkanku? Lalu bisakah kau bertarung mengalahkanku dengan alasan yang kau sendiri tak tahu?" ujar Stormer sambil kembali menyerang. Namun Blue menangkisnya.
"Aku tak suka alasan dalam bertarung. Aku bertarung, karena ini adalah keinginanku" jawab Blue dengan memberikan dorongan kuat. Stormer masih dapat berdiri meski terlempar oleh serangan mendadak dari Blue.
"Bertarung hanya karena keinginan sendiri. Lalu, apa kau yakin perbuatanmu itu adalah hal yang benar?" Stormer tak mau kalah dengan bentakannya.
"Aku . . . Aku percaya pada diriku. Aku tak peduli apa yang kau katakan. Aku hanya ingin bertarung dan mengalahkanmu. Karena itu adalah keinginanku. Benar atau pun salah, kau bisa menilainya nanti" ujar Blue lagi.
"Kau memang keras kepala. Kau akan menyesal setelah ini" Stormer kembali menyerang. Pertarungan kembali terjadi antara Blue dan Stormer. Blank kembali menutupi pandangan Blue dengan jurusnya, Stormer dengan bebas menyerang Blue hingga terjatuh. Blue kembali terkena serangan Stormer dan terlempar. Stormer terus menyerang. Namun Blue berhasil menangkis serangan terakhir dari Stormer. Bahkan mampu melancarkan serangan balik dan berhasil mengenai target. Stormer mengalami luka pada tangan kirinya.
"Aku tahu kau juga tak rela menjadi budak ambisi Prof. Indra. Kenapa kau tak berusaha melawan?" Blue berkata.
"Tak usah menasihatiku. Kau hanya seorang mahasiswa labil yang tak tahu apa-apa. Tahu apa kau tentang keadilan? Dan apa kau fikir, setelah semua penjahat musnah, semua orang akan mencapai bahagia?" bentak Stormer.
"Apa maksudmu?" tanya Blue.


"Kau hanyalah seorang pemuda yang naif. Apa kau fikir kau akan mampu memberantas semua kejahatan sedangkan setiap manusia terlahir dengan potensi jahat mereka? Kejahatan di dunia akan terus muncul meski kau terus membasminya. Bagai rumput yang tak berhenti tumbuh di padang safana, meski terus disiangi" lanjutnya, Blue cukup kagum dengan penuturan Stormer yang memiliki sisi bijak.
"Lalu apa yang bisa kau lakukan?" Blue mempertanyakan. Dan sambil tersenyum, Stormer menjawabnya.
"Berhentilah bertarung! Kami telah mendirikan menara 'Significo' yang terhubung dengan semua satelit telekomunikasi ruang angkasa. Kita akan menyebarkan 'Ultra Sugestion' ke seluruh umat manusia di dunia melalui gelombang elektromagnetik atau sinyal telekomunikasi. Kita akan menseting semua mindset manusia seluruh dunia dan membuang semua sifat buruk mereka dengan 'Ultra Sugestion'. Dunia akan damai di tangan kita, dunia tanpa korupsi, kejahatan, kemiskinan dan berbagai penderitaan lain. . ."
"Cukup . . . ! ! !" Blue memotong  penjela dari Stormer.
"Aku tak suka orang yang mengekang keinginan. Aku hanya ingin bebas bermimpi. Aku tak suka teman-temanku dipaksa mengikuti maumu juga mauku. Aku hanya ingin, semua orang berbuat apa yang mereka anggap baik! Jika menara 'Significo' mampu melakukan itu semua, kenapa tidak kalian lakukan sejak dulu?" ujar Blue membantah.
"Menara itu tidak akan aktif sebelum kami menemukan sumber energinya. Kau adalah orang yang sangat penting dalam proyek ini, bergabunglah kembali!" Stormer kembali mengajak Blue. Blue hanya terdiam.
"Aku sudah memutuskan untuk tidak bergabung. Apa kau fikir, menculik dan membunuh kaum duafa yang tak bersalah adalah suatu keadilan?" ujar Blue. Stormer diam.
"Lihat mereka!" Stormer menunjuk ke arah pasukannya. Dan para pasukan membuka topengnya masing-masing. Blue terkaget melihat wajah-wajah mereka.
"Kami tak menculik atau pun membunuh mereka. Kami hanya mengubah mereka menjadi sosok yang lebih bermanfaat" ujar Stormer tersenyum.
"Brengsek, kalian benar-benar kejam!" Blue mulai marah dan menyerang Stormer kembali.
Sabetan pedangnya berhasil ditangkis Stormer dengan pedang angin.
"Kau orang yang buruk dan egois dalam diskusi, kau akan tahu jawabannya nanti" ucap Stormer.
"Aku memang seorang budak yang buruk, karena aku. . . . aku manusia yang tercipta untuk memiliki harga diri" Sahut Blue yang langsung meningkatkan kekuatannya dan mendorong dan berhasil menendang tubuh Stormer hingga terjatuh.
Delapan anak buah Stormer menyerang dari berbagai penjuru yang berbeda dengan melempar belati. Blue berhasil menghindari semua serangan yang ada. Namun serangan tersebut merupakan serangan kombinasi untuk menjerat Blue. Karena belati yang mereka pakai telah terpasang tali besi yang tak terlihat karena jurus Blank.  Blue akhirnya terjerat. Delapan pasukan mencoba menahan gerak Blue, namun Blue ternyata berhasil melepaskan diri dari jerat dan menghajar semua Sky Warior. Namun secara tiba-tiba, Blank telah berdiri di hadapan Blue dan menghajarnya hingga terlempar.
Blank kembali menyerang Blue yang masih terjatuh. Blue berusaha segera bangkit mencoba membalas. Namun tiba-tiba, Blank menghilang di hadapannya ketika hendak menyerang. Blank ternyata menyerang dari belakang. Namun Blue menghindar sambil menyabetkan pedangnya dan Blank kembali menghilang.
Blank secara mendadak menyerang dengan pedangnya. Blue menahan dengan kekuatan pedangnya. Blue mengeluarkan kekuatannya hingga membuat Blank terlempar.
Stormer telah berdiri di samping Blank yang terjatuh.
"Blank, bersiaplah, kita harus secepatnya mengakhiri pertarungan ini. Kita masih banyak tugas" ajak Stormer pada Blank.
"Baiklah!" jawab Blank yang mencoba bangkit.
Blank menyiapkan jurusnya. Dan tiba-tiba, kabut menutupi pandangan Blue yang mulai panik. Suara halilintar mulai bersahutan dengan diiringi deru angin yang mulai menderu. Blue tak mampu keluar dari area kabut neraka yang menyelimutinya, karena kabut tersebut juga mengandung partikel listrik hingga beberapa kali Blue tersengat saat mencoba keluar.
Stormer telah siap menghabisi Blue dengan Grand Storm terkuat yang diiringi jilatan petir di dalamnya.
"Nampaknya, kau harus dibangkitkan melalui 'force lander'. Terimalah ini Blue...!!" Stormer melepaskan Grand Flash Storm terkuatnya. Ledakan besar terjadi menimpa Blue yang terkena serangan telak dari Storm. Storm dan Blank beserta pasukannya terlihat lega telah membereskan sang penghianat Blue.
Kepulan asap sisa ledakan masih menyelimuti jasad Blue.
"Bawa jasad Blue ke markas!" Stormer memerintahkan pasukannya utuk membawa Blue yang terpaksa harus mereka bunuh. Para pasukanpun bergerak. Namun kejadian tak terduga terjadi.

"Aaaggghhrrrrrr. . . . . . . . . . . . . . . ! ! ! ! !"

Para Sky Warior mendapat serangan di balik sisa kepulan asap jasad Blue. Dua sky warior terlempar kehadapan Blank dan Stormer. Sky warior tersebut menghitam dan berubah menjadi tanah kering dan akhirnya hancur.
"Apa yang terjadi?" Blank heran.
"Nampaknya Blue masih belum kita kalahkan!" sahut Stormer.
Pusaran angin berputar kencang di balik sisa kepulan asap barusan dan menyapunya. Kini, terlihat jelas, Blue masih berdiri tegak dengan pedang Ecliptics di tangan kanannya serta gelombang angin berbentuk sayap garuda menaunginya.
"Apa. . . ? ? ?" Stormer begitu kaget melihat Ecliptics dalam genggaman Blue.
"Jadi selama ini, kau menyembunyikan itu?" Lanjut Stormer.
"Hampir saja. . ." ujar Blue menghela nafas lega.
"Maaf, ada pergantian senjata mendadak. Anak buahmu yang tersisa hanya tiga, saya siap menunggu jika kalian berniat meminta bantuan" lanjutnya sambil duduk.
"Sial, dia meremehkan kita!" ujar seorang pasukan yang terpancing oleh provokasi dari Blue.
"Tak usah banyak bicara, kita serang dia!" jawab temannya. Mereka bertiga akhirnya menyerang bersama.
Hiiiiyyyaaaa. . . . ! ! ! !
"Hei kalian. . . . ! ! !" Stormer mencoba menghentikan namun Blank menahan Stormer.
"Biarkakan saja!" ujar Blank.
Blue yang masih terduduk, dengan tenang menebaskan pedangnya hingga tubuh ketiga sky warior terbelah dan hancur menjadi tanah kering. Kini, hanya tiga kapten yang tersisa dalam pertarungan ini.

To Be Continued 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar