Powered By Blogger

Sabtu, 20 April 2013

Cerita Duka Dibalik Tarian Gangnam Style


Cerita ini sebenarnya sudah banyak tersebar  di laman-laman Facebook di Negara tetangga Malaysia . Entah anda sudah pernah membacanya atau belum. Tapi untuk anda yang belum pernah membacanya, silahkan baca tulisan di bawah ini yang saya tampilkan dalam bentuk cerita dialog. Bagi sebagian orang mungkin akan mengejutkan…

ilustrasi saja
                                      
Malam tadi setelah keluar dari masjid usai shalat Isya di masjid terdekat dengan rumah, saya berjalan kaki seorang diri pergi ke sebuah toko makan untuk makan malam. Pengunjung di rumah makan yang saya tuju itu agak ramai dan bisa dikatakan hampir kebanyakan meja di toko tersebut sudah penuh. Saya memilih untuk duduk di salah satu meja di bagian paling ujung seorang diri yang ketika itu tidak orang di meja tersebut. Ketika pelayan datang saya pun memesan makanan yang saya mau. Setelah beberapa saat server tersebut pergi datanglah pula seorang gadis muda berkulit cerah berjubah dan bertudung hitam gaya wanita Arab ke meja saya seraya bertanya,

"Tuan, boleh  saya duduk di sini ..? Kamu lihat, tempat-tempat di meja lain semua sudah penuh .. "

"Oh, ok .. tak mengapa. Silakan duduk .. "jawab saya agak terkejut dengan sapaan gadis itu. Percakapan kami dalam bahasa Inggris.

Kemudian pelayan datang kepadanya dan dia hanya memesan 'fresh orange' untuk minuman. Ketika pelayan pergi saya memberanikan diri bertanya kepadanya dengan rasa aneh, "Kamu seorang diri saja? Dan kamu terlihat bukan orang Malaysia, bukan? "

Dia mengangkat wajahnya dari ponsel pintarnya ke arah saya lalu menjawab dengan tersenyum, "Oh saya dari Korea Selatan, dan saya ingin ke rumah seorang kawan .."

"Oh Korea Selatan .. sekarang negara itu sedang 'terkenal' dengan tarian Gangnam Style .. "jawab saya spontan bersahaja sambil tersenyum dan menganguk-angguk sendirian tatkala mata gadis itu kembali ke telepon pintarnya sambil menggerak-gerakkan jarinya pada layar kontak dan kadangkala dia juga tersenyum seorang diri melayani sesuatu dari ponsel pintarnya.

"Gangnam Style ..? Apa yang kamu tahu tentangnya .. ia tarian yang dilaknat Allah. Saya menganggapnya diilhamkan oleh Iblis kepada artis itu. "Jawabnya dengan nada yang tegas dan berani.

"Oh ok ok, minta maaf .. saya tak bermaksud menyinggung perasaan kamu .." jawab saya segera.
Percakapan terhenti seketika beberapa lama. Setelah kira-kira 15-20 menit pelayan kembali datang dengan membawa pesanan saya dan minuman gadis itu.
"Kamu mau tahu apa yang saya tahu tentang Gangnam?" Tanya gadis kembali itu kepada saya.

"Jika kamu berminat untuk bercerita kepada saya, saya akan mendengarnya ..." jawab saya dengan tenang sambil mulai menghirup jus melon susu yang saya pesan.
"Ok sekejap beberapa menit, setelah saya membalas pesan-pesan ini .." jawabnya sambil jari-jemarinya ligat bermain di dada layar ponsel pintarnya.

Saya hanya mengangguk-angguk sambil mengangkat alis dan mulai menyuap makanan dengan sendok ke dalam mulut meskipun saya sadar bahwa memakan menggunakan tangan itu lebih sesuai Sunnah Rasulullah SAW.

"Baik, sekarang saya akan bercerita tentang .. ia sesuatu yang menarik tetapi aneh dan menakutkan. "kata gadis itu kembali.
"Ok, seakan-akan ada satu hal besar yang kamu ingin sampaikan kepada saya." Jawab saya kembali sambil mulut mengunyah nasi.

Kemudian dia diam sekitar sepuluh detik, mengambil nafas lalu memulai ceritanya kepada saya,

"Di Gangnam ada satu pertandingan pelik yang diadakan untuk gadis-gadis muda untuk menjadi wanita simpanan untuk orang-orang kaya dan para jutawan. Kebanyakan gadis muda yang mengikuti kompetisi tersebut adalah mereka yang ingin mencoba nasib ketika gagal mendapat tempat dalam pekerjaan atau terlalu gembira menikmati hidup mewah bersama orang-orang kaya ... mereka dijamin dengan hadiah yang sangat lumayan, mobil mewah, jet pribadi dan rumah besar seperti istana dengan kolam jika memenangkan pertandingan tersebut. "

Kemudian dia diam lagi ... kali ini dia pula meminum minuman 'fresh orange' .. dia diam dengan agak lama tanpa berkata apa-apa.
"Ok, kemudian ..?" Tukas saya lagi ingin tahu.

"Oh, ia sesuatu yang amat dahsyat dan keji dan saya hampir tidak mau menceritakannya kepada kamu. Tapi saya akan mencoba ceritakannya juga agar kamu dapat tahu apa kisah benar yang terjadi .. "sambungnya lagi.

"Iya, silahkan sambung lagi ... saya memang ingin tahu tentangnya." Balas saya lagi.
"Ok ... Pertandingan itu, untuk sampai ke tempat pertandingan tersebut, para peserta yang terdiri dari perempuan-perempuan muda yang cantik masing-masing diharuskan menunggung seekor kuda kira-kira 500 meter dari tempat para peserta berkumpul ke tempat pertandingan yang merupakan istana besar dan mewah milik seorang jutawan di Gangnam. Kamu bayangkan, mereka semuanya menunggang kuda dengan memakai sepatu hak tinggi, baju jarang dan rok pendek yang seksi sambil diiringi pihak penyelenggara pertandingan dengan helikopter .. "

"Setelah sampai di sana mereka disambut oleh pihak penyelenggara di istana itu dan dibagi dalam dua kelompok. Setiap kelompok akan melalui dua jalur yang berbeda. Pertandingannya adalah rute berhalangan untuk sampai ke tujuan yang terakhir. Ia seperti kompetisi dalam acara 'Wipe Out' di dalam TV jika kamu pernah melihatnya. Setelah sampai di tujuan terakhir pula, para peserta yang berhasil dari dua kelompok itu akan bertarung pula pembicaraan. Jika lawan tewas maka peserta yang masih bertahan akan dianggap sebagai pemenang dan mendapat uang senilai jutaan USD. Rute berhalangan itu sangat berbahaya, namun para peserta hanya melakukannya dengan memakai sepatu hak tinggi dan pakaian mereka sambil disaksikan dan disorak oleh para jutawan yang melihat aksi-aksi mereka tersebut dari sebuah ruang balkon kamar mewah di istana tersebut. Saya tidak yakin itu direkam atau tidak. "

Terus-terang, ia adalah pertandingan bunuh diri yang paling gila ... "
"Ok, kemudian .. apa yang terjadi? "tanya saya mencelah dengan rasa gembira.

"Satu ketika di salah satu trek, para peserta diharuskan memanjat palang-palang besi untuk melintasi salah satu menara di istana tersebut, palang tersebut sangat tinggi dan di bawahnya ada kolam renang. Di satu sudut yang lain, para jutawan pula menyaksikan aksi-aksi peserta dari dalam sebuah kamar mewah sambil menikmati hidangan dan minuman arak yang mahal bersama gadis-gadis mereka. "

"Banyak perserta ketika itu yang terjatuh ke bawah ketika mencoba memanjat palang-palang besi tersebut.Ada yang terhempas ke lantai dan kepalanya pecah. Ada yang patah tangan dan kaki. Ada yang pecah badannya. Kolam renang tersebut penuh dengan darah dan ada yang tenggelam ketika jatuh ke dalamnya setelah gagal untuk berenang keluar dari kolam yang dalam tersebut. Mereka semua para gadis yang tidak bisa dan mereka sangat kasihan. "

"Yang lebih keji dari itu, mereka yang terluka saat itu langsung tidak dibantu .. malah dibiarkan saja untuk disorak dan ditertawakan oleh para jutawan yang melihat mereka sepanjang pertandingan. Akhirnya apa yang saya tahu, hanya dua orang gadis saja yang berhasil melewati rute itu dari keseluruhan 30 orang gadis yang menyertainya ... saya dikabarkan walaupun dua gadis itu akhirnya berhasil, mereka kini hidup dengan trauma dan penuh ketakutan di sisi para jutawan gila tersebut. Mereka kini hidup seperti hamba di dalam istana zaman kuno. Tidak ada peradaban dan tidak akhlak ... hanya menjadi hamba suruhan pria-pria kaya yang merantai hidup mereka saja. Lebih malang lagi gadis-gadis yang sudah terjerumus ke sana tidak bisa lari dari golongan kaya gila itu. Jika mencoba untuk lari kemungkinan mereka akan dibunuh. "

Sampai di sini tiba-tiba gadis itu sebak ... wajahnya berubah dan air matanya segera mengalir laju dan menangis terisak.
Saya sudah tentu sangat terkejut dengan perubahannya secara tiba-tiba itu, dan mencoba membujuknya,

"Hey, please don't cry here ... people will look to us. Please calm down. I'm sorry so much to make you telling me this story ... "kata saya kepadanya perlahan dengan suara hampir berbisik.

Namun saya membiarkannya dengan keadaannya itu untuk beberapa saat. Kemudian saya berkata kepadanya, "Saya tak tahu apa sebenarnya yang membuatmu menangis, tapi saya minta maaf banyak-banyak karena disebabkan saya kamu menangis. Sebenarnya saya sangat terkejut mendengar cerita kamu. Ia sesuatu yang sangat dahsyat yang belum pernah saya mendengarnya sebelum ini .. "

Ia ok ... ia ok ... ia ok ... (sambil menyeka air matanya dengan sapu tangan miliknya) ... maafkan saya karena tiba-tiba bersikap aneh tadi. Kamu tahu, salah seorang gadis yang mati karena pecah badannya ketika jatuh di pinggir lantai kolam itu adalah adik perempuan saya sendiri ... Ibu saya bunuh diri karenanya dan bapak saya menjadi gila. Setelah ibu saya bunuh diri bapak saya sakit selama berbulan-bulan lalu akhirnya meninggal dunia. "

Pada waktu ini dia kembali diam beberapa menit ... saya pula tergumam dan tidak terkata apa-apa ... setelah itu dia menarik napas dalam-dalam lalu melanjutkan kembali kisahnya,

"Para orang tua saya hanya memiliki dua orang anak perempuan dan adik saya sudah menjadi korban pada nafsu gila orang-orang kaya Korea."

"Segera setelah tamat pertandingan tersebut, saya dihubungi seorang wanita yang mengatakan bahwa adik saya telah pingsan dan terluka parah karena kecelakaan dan saya diminta ke rumah sakit untuk melihatnya. Wanita itu mengatakan dia mendapat nomor telepon saya dari adik saya. Ketika saya dan orang tua saya tiba ke rumah sakit, kami dikabarkan adik saya telah meninggal dunia. Saya memarahi wanita tersebut dan mendesaknya bertubi-tubi untuk menceritakan kisah sebenarnya kepada saya ... dan akhirnya setelah beberapa hari dia menceritakan keseluruhan kisah ini kepada saya. Setelah tahu kisah sebenarnya, kami sekeluarga meraung dan menangis macam orang gila karena tidak pernah menyangka adik saya sanggup mengikuti kompetisi gila tersebut hanya untuk hidup mewah sebagai gadis simpanan orang-orang kaya. Namun wanita itu berkata ia adalah pilihan adik saya sendiri. "

"Beberapa minggu kemudian ibu saya bunuh diri pada satu malam dengan menelan aspirin sebanyak 200 biji. Keesokan harinya ibu saya koma dan saat saya dan ayah mengirimnya ke rumah sakit, pada malam harinya dia meninggal dunia. Bapak saya pula setelah itu sakit jiwa sebelum mengalami sakit keras yang membawanya meninggal dunia. Saya juga hidup tidak menentu dan untung masih memiliki seorang sahabat wanita beragama Islam yang terus berjuang agar saya dapat melanjutkan kehidupan dengan tabah. Berulang-ulang kali dia mengingatkan kepada saya bahwa kehidupan ini adalah anugerah Tuhan dan orang yang beriman tidak akan berputus asa. "

"Dan karena itu saya melihat kamu sekarang sebagai seorang Muslimah ..?" Saya mencelah ceritanya.

"Alhamdulillah, terima kasih kepada Tuhan. Sahabat saya itu telah membawa saya bertemu dengan seorang imam di kota Seoul untuk memulihkan semangat hidup saya. Imam itu mulai bercerita kepada saya tentang Allah, Islam dan Nabi Muhammad. Saya menerima segala ajarannya dengan lapang hati seakan-akan ia satu-satunya pilihan yang ada. Benar, Islam adalah satu cahaya yang sangat terang seperti matahari dan mendamaikan seperti bulan purnama yang kembali menyuluh seluruh hidup saya dan saya terus berubah ke agama ini tanpa ragu-ragu. Dan kamu tahu tak, jiwa saya merasa sangat-sangat tenang dan damai ketika mendengar ayat-ayat Al-Quran yang berkumandang di markas markas Islam di kota Seoul. Imam itu salah seorang anggota administratornya. Saya tidak pernah mendengar musik-musik yang sangat indah seperti ayat-ayat Al-Quran sebelum ini dalam hidup saya. "

Kini suara gadis itu kembali gagah seraya berkata, "Alhamdulillah, saya bersyukur karena diselamatkan Tuhan dan kembali diaktifkan kembali sebagai seorang Islam setelah saya kehilangan segala-galanya akibat kekeringan jiwa masyarakat dunia terutama masyarakat Korea yang hidup sesat tanpa agama. Mereka semua telah sesat tanpa petunjuk hidup yang benar dari Tuhan. "

Setelah itu dia diam dan meminum minumannya ...

"Kisah kamu sangat menarik tetapi menakutkan. Apakah kamu sudah mengambil tindakan hukum atas nama adik kamu, atau melaporkannya kepada media atau berbuat sesuatu? "Ujar saya kembali kepadanya.

"Lupakan saja, saya sudah melaporkannya ke polisi, sudah menceritakannya kepada beberapa orang wartawan dan melaporkannya secara bersumpah kepada beberapa orang pengacara. Polisi enggan melakukan penuntutan karena tidak ada bukti-bukti yang kokoh tentang. Tidak ada video dan tidak saksi-saksi lain yang mau tampil ke otoritas selain saya. Mungkin ada namun ia tidak memadai. Wanita yang membawa adik saya ke rumah sakit itu juga sudah menghilang. Saya mencoba menghubungi nomor telepon genggamnya berali-kali namun dia tidak dapat dihubungi. Kali terakhir saya mendengar tentangnya melalui seorang pengacara yang mendapat kabarnya dari seorang detektif polisi adalah dia sudah meninggal dunia akibat kecelakaan. Para pengacara lain dan wartawan yang saya ceritakan kisah ini kepada mereka semua telah diugut untuk tidak mengungkapkannya kepada publik. Mungkin begitu juga yang terjadi pada korban yang lain. Laporan polisi di sana pula menyatakan gadis-gadis yang meninggal akibat cedera parah itu adalah karena rabung palang-palang besi di istana itu roboh ke bawah ketika mereka semua sedang berada di atasnya karena ketika polisi sampai di sana palang-palang besi itu sudah dirobohkan. Sedangkan korban yang masih hidup setelah cedera masih mengalami trauma yang dahsyat dan ada yang cacat seumur hidup meskipun mereka mendapat pembayaran ganti rugi asuransi yang banyak. Apa yang saya tahu mereka semuanya diugut akan dibunuh jika mengungkapkan peristiwa sebenarnya kepada polisi. Yang pasti di sanaada monster-monster besar yang menutupi kasus ini termasuk menteri-menteri pemerintah ... ia terkait dengan uang dan kekuasaan. Dan sudah tentu kamu tahu apa yang uang dan kekuasaan bisa buat pada kita. "Jawabnya lagi dengan panjang lebar yang sarat dengan argumen.

"Oh, ok ... itu sesuatu yang gila pernah saya dengar. Jadi sekarang berapa umur kamu dan mengapa kamu berada di Malaysia? Dan ... apa yang kamu sedang buat di Malaysia sekarang? Dan lagi ... kapan peristiwa sedih itu terjadi? "Tanya saya bertubi-tubi kepadanya dengan rasa ingin lebih tahu.

"Kamu agak saya berumur berapa ...?"
"Saya tidak mau menebak dan saya tidak tahu berapa umurmu."

"Kisah sedih itu hanya terjadi pada tahun lalu, dan saya tidak mau sebut apa bulan dan harinya. Cukuplah kamu tahu ia terjadi pada tahun lalu. Kini saya berumur 29 tahun dan saya di di Malaysia karena ingin mencoba mendaftar kursus bahasa Arab di ******* University dengan sahabat wanita Muslimah saya dariKorea itu. Tadi saya bertemu-janji dengannya untuk bertemu di sini. Kami rekan serumah dan dia tadi mengunjungi mitra kami orang Indonesia di daerah ini. Saya sampai ke sini lewat sedikit dengan taksi. "Jawabnya berterus terang dengan nada jujur​​.

"Oh, kamu sungguh berani. Di Malaysia tidak banyak wanita yang berani naik taksi seorang diri pada malam. Terima kasih karena menceritakan kisah ini kepada saya .. saya sangat menghargainya dan mudah-mudahan suatu hari Allah akan membalas dendam untuk kamu dan korban lain yang telah teraniaya ... "kata saya lagi kepadanya sambil mengangguk-angguk.

"Tentu ...! Suatu hari nanti semua orang dan dunia akan tahu tentang kejahatan tersembunyi di kotaGangnam yang dilaknat itu! "Tukasnya dengan nada yang keras.
"Kamu ingat artis yang menciptakan lagu Gangnam gila itu menyukai cara hidup kota Gangnam ..? Saya rasa dia amat sinis tentangnya dan dia pernah merasa tertekan dengan cara hidup di sana .. namun kini dia sudah menjadi bagian dari mereka. Semoga Tuhan melaknat mereka semua. Saya menyerahkan kepada Tuhan untuk membalas segala kejahatan mereka. "

"Whoa ... kamu tampaknya sangat marah dengan Gangnam ..." balas saya sambil mengangkat kedua alis dan menyedot jus melon susu yang masih tersisa menggunakan straw.
"Oh, jangan kamu berpura-pura seperti tidak perasaan dan tidak memiliki perikemanusiaan .." balasnya cepat ke saya.
"Tidak, tidak ... saya benar-benar terkejut dan simpati dengan kisah kamu. Bahkan di balik itu, saya dapat melihat kamu seorang yang tabah, kuat dan berani. "Balas saya kembali untuk menenangkannya.

"Oh ya, apakah kamu datang sini dengan biaya sendiri? Bagaimana dengan suami kamu dan karir kamu diKorea? "Tanya saya kepadanya dengan menebak-nebak.

"Hahaha, saya masih belum bersuami dan saya telah menjual segala apa yang saya ada di Korea untuk datang ke sini. Saya mau belajar bahasa Arab di sini dan berencana mau ke Mesir atau ke Islamic Center di Chicago setelah ini untuk belajar lebih banyak tentang Islam di sana. Kamu juga tahu, Timur Tengah kini tidak stabil dan saya masih ragu-ragu untuk ke Timur Tengah. Imam yang mengislamkan saya itu pernah memberitahu saya bahwa dulu dia belajar bahasa Arab dan agama Islam di Suriah di sebuah universitas yang namanya An-Nur. "Jawabnya dengan reaksi yang kembali ceria sambil tersenyum.

"Oh dulu saya juga pernah belajar di Syria, dan universitas itu namanya Universitas Abu Nur." Jawab saya.
"Oh benarkah? Ceritakan kepada saya tentang Syria ... saya beruntung bertemu dengan kamu. "Tukasnya teruja dengan muka yang sangat gembira.

Sesampainya di sini percakapan kami mulai bertukar topik ke masalah Syria dan pergolakan di Timur Tengah dan topik-topik lain yang sudah tidak kena-mengena dengan Gangnam. Saya juga bercerita sedikit banyak tentang latar belakang diri saya kepadanya sebagai membalas kisah hidupnya yang telah dia ceritakan kepada saya.

Lama juga kami ngobrol sejak jam 9.00 malam tadi. Kira-kira jam 10.30 malam rekan gadis itu datang ke area toko tersebut dan gadis itu meminta izin untuk pergi. Dia membayar segala pesanan makanan saya dan memperkenalkan dirinya sebagai Sofiyyah dan rekannya bernama Nadiah. Katanya nama mereka berdua diberikan oleh imam yang mengislamkan mereka di kota Seoul merangkap guru murabbi mereka di KoreaSelatan. Saya juga beruntung karena makan malam saya ada orang belanja.

Kedua mereka pernah lahir sebagai manusia yang tidak pernah menganut apa agama di Korea namun kini Allah telah memuliakan mereka dengan agama Islam yang suci. Saya tidak tahu sejauh mana kebenaran cerita Sofiyyah tentang kisah yang terjadi pada adiknya di Gangnam. Kebenaran kisah tersebut saya serahkannya bulat-bulat kepada Allah. Namun saya tertarik untuk berbagi kisah ini kepada para pembaca agar pembaca dapat membuat penilaian sendiri. Kisah tersebut mungkin benar dan mungkin tidak benar. Namun, di balik kisah yang saya pindahkan dari Sofiyyah ini, dapatlah kita mengetahui sesuatu dan menjadikannya sebagai pelajaran.

Apa yang saya suka berbagi satu iktibarnya adalah, saya melihat betapa Sofiyyah amat bersyukur dan nikmat Islam yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dia meninggalkan negerinya dan menjual segala hartanya demi mempelajari bahasa Arab di bumi Malaysia untuk memahami Al-Quran, malah dia bercita-cita untuk terus mengembara untuk mempelajari ilmu-ilmu Islam dan menjadi seorang da'i Muslimah di negara Korea untuk Islamkan lebih banyak penduduk Korea. Dia seorang yang sangat berani, tegar. Lihat saja, bagaimana dia seorang diri berani menyapa seorang pria asing seperti saya di awal kisah tadi. Apa yang saya lihat padanya, tidak ada ketakutan di dalam dirinya dan harapan hidupnya telah seratus-persen diserahkan kepada Allah. Dia telah menjual seluruh jiwa dan raganya hanya kepada Allah semata. Di balik kekuatan dirinya sekarang, saya juga yakin di belakangnya ada seorang murabbi mursyid yang hebat, yaitu sang imam yang telah mengislamkannya. Biasanya di belakang orang-orang yang hebat, di belakang mereka sudah tentu ada pendidik yang jauh lebih hebat lagi. Di dalam hati saya berkata sudah tentu pribadi sang imam itu lebih hebat lagi karena berhasil memperbaiki diri Sofiyyah menjadi lebih kuat seperti sekarang. Ia bukanlah sesuatu yang mudah untuk memulihkan, mendidik dan mengembangkan jiwa manusia yang sudah rusak parah seperti Sofiyyah dan menjadikannya seorang srikandi yang gagah perkasa jiwanya.

Sepanjang berjalan kaki pulang ke rumah, saya banyak bertanya-tanya di dalam hati betapa kita ini begitu leka dan tidak bersyukur dengan nikmat beragama Islam yang telah Allah anugerahkan kepada kita sejak kita dilahirkan ke alam dunia.

Di dalam hati saya sepanjang pulang, "Allahu Rabbi .... alhmdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. "Sambil kaki saya sesekali menendang batu-batu kecil di jalanan dan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku jubah putih kiri dan kanan seraya muka menunduk ke arah tanah ...

Sampai saat ini saya masih tetap berpikir sendirian, kisah Sofiyyah ini adalah apa yang saya dengar terjadi di negara Korea yang maju .. bagaimana pula dengan kisah-kisah gelap seperti kisah gadis-gadis Melayu Islam yang menjadi pelacur kelas atas di negara kita. Tentu banyak juga kisah-kisah gelap yang tidak pernah kita dengar tentang mereka. Sebelum ini saya pernah juga mendengar tentang kisah-kisah kongsi gelap di negara kita yang dilindungi oleh orang-orang besar.

Allahu Allah, betapa parahnya manusia menjadi hamba uang dan kekuasaan pada zaman ini ... Ya Allah, selamatkanlah kami di dunia dan di akhirat ...

 ====

Kalau dipikirkan memang mengejutkan,  tetapi sejauh mana kebenaran cerita ini saya pun belum pasti .. Adayang mau berbagi? Silahkan berkomentar di bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar