Powered By Blogger

Minggu, 10 Agustus 2014

Sky Power - Chapter 26

Pertarungan menegangkan kembali terjadi. Kini melibatkan dua sahabat yang ditakdirkan untuk menjadi dua sky warior terkuat. Blue terlihat kewalahan menandingi kekuatan Wolver, kendati kecepatannya masih sanggup menandingi.
"Aku dengar, kau sanggup mengalahkan tiga elit sky warior setelah berhasil menguasai Pedang Ecliptics. Tapi aku tak merasakan sesuatu yang aku maksud. Apa mungkin, sesuatu yang kau genggam adalah pedang yang diincar Prof. Indra selama ini?" seru Wolver.
"Jadi kau tak tahu tentang Ecliptics?" tanya Blue.
"Maaf, aku tak banyak tahu soal itu. Lebih tepatnya, aku tak peduli!" tatapannya mulai menebarkan aura yang cukup mengerikan bagi Blue.
"Instingku berkata, itu bukanlah pedang yang aku maksud. Dan jika instingku benar, ini sebuah penghinaan bagiku!" terang Wolver yang membuat Blue tercengang.
"Beraninya kau menyimpan kekuatanmu saat bertarung denganku! Akan ku paksa kau untuk menunjukan pedang terhebatmu itu. . . Haaaa. . . ! ! !" Wolver meningkatkan intensitas kekuatannya pada pedang yang ia pakai. Ia terbang naik ke udara. Pedang tersebut semakin berkilau dengan warna biru keputihan. Wolver kembali menyerang dari atas udara menukik mengincar mangsanya.

Traaannkk. . . . ! ! !
Kilatan cahaya dari dua pedang berbenturan berkilauan. Kekuatan yang dimiliki oleh Wolver tak sebanding dengan Blue. Saking kuatnya, lantai tempat Blue berpijak menjadi ambrol. Blue bahkan terlempar sampai ke lantai lima dari atap gedung belum jadi berlantai delapan. Atap gedung dan dua lantai di bawahnya berlubang dengan diameter sekitar tiga meter akibat serangan barusan.
Wolver turun ke lantai lima tempat Blue terlempar. Blue kembali bangkit. Ia kembali telah bersiap untuk bertarung. Wolver mengayunkan pedangnya dari kejauhan. Ayunan pedangnya menimbulkan gelombang sengatan udara yang dahsyat. Blue menangkis gelombang tersebut dengan pedangnya, namun. . .

Craaaakkkhh. . . . ! ! !
Pedangnya hancur saat menerima gelombang tebasan milik Wolver. Bahkan gelombang tebasan itu juga menggores lengan kirinya hingga darah mengalir dari lengannya.
"Apa kau masih minat bermain-main denganku?" ucap Wolver. Blue tercengang melihat pedang pita hitam miliknya hancur.
"Baiklah, kau memaksaku untuk lebih serius" Blue berkonsentrasi mengumpulkan energi berbentuk sinar merah. Sinar tersebut mulai menjelma menjadi pedang Ecliptics. Blue kemudian menyerang dengan Eclipticsnya. Wolver menyambut dengan senjata dan powernya. Pertarungan seru kembali berlangsung. Blue berhasil mendesak dan melakukan sebuah tendangan super hingga membuat Wolver terpental keluar gedung berlantar 8 tersebut. Blue turun mengejar dengan pedangnya. Namun Wolver menyerang melalui tembakan laser biru dari pedangnya. Blue terkejut namun berhasil menghindar. Dan dengan kecepatannya, ia kembali menghujamkan tendangannya hingga membuat Wolver kembali terpental beberapa meter.
"Aku lebih menginginkan Prof. Indra dibandingkan kau" ujar Blue yang masih berdiri tegak di hadapan Wolver yang jatuh tersungkur. Wolver bangkit.
"Berani sekali kau meremehkan aku! Akan ku jelaskan satu hal padamu. Kau mungkin tak tahu jenis-jenis unique power yang Sky Warior gunakan kan?" seru Wolver. Blue nampaknya baru mendengar tentang itu.
"Ada tiga jenis unique power di dalam Sky Warior. Tiga jenis Unique power tersebut kadang juga menentukan kualitas kekuatan dari pemakainya" lanjutnya. Blue semakin penasaran akan penjelasan dari Wolver.
"Kau tak tahu apa-apa tentang Ecliptics, tapi sepertinya, kau lebih tahu tentang unique power dari aku" ujar Blue.
"Unique power jenis pertama disebut juga 'Forca'. Jenis ini adalah jenis yang paling umum dibandingkan lainnya. Unique power jenis Forca lebih menonjol dalam kekuatan fisik. Sementara jenis kedua disebut 'Psycocus'. Rata-rata, sky warior penggunanya bukanlah seorang petarung handal. Namun mereka tetap memiliki kelebihan yang unik yang membuat mereka tak mudah dikalahkan begitu saja meski bukan seorang petarung. Aku mendengar isu jika kau telah dikalahkan dengan mudah oleh Iluvera beberapa waktu lalu, padahal ia bukanlah tipe petarung yang handal seperti pada umumnya!" lanjut Wolver. Blue mengingat pertarungannya dengan Iluvera beberapa waktu lalu.
"Iluvera memiliki kekuatan jenis ini. Dan jenis terakhir dianggap yang terkuat diantara ketiganya yang disebut 'Mito'. Kekuatan yang bersumber dari kekuatan makhluk legendaris yang sangat dahsyat Bahkan, aku tak menemukan satu sky warior pun yang berjenis ini, termasuk golongan kapten. Kecuali. . . . Aku. . . " ucapan Wolver membuat Blue tercengang.
"Jadi ini alasan kau dianggap sky warior terkuat?" ucap Blue.
"Jenis kekuatan legendarisku adalah, Werwolf. . ." Wolver mengeluarkan kekuatan legendarisnya. Blue mulai khawatir dengan keadaannya.
"Ha ha ha. . . Sky Warior jenis Forca berkekuatan angin sepertimu, mustahil bisa mengalahkan jenis Mito sepertiku. Bersiaplah untuk mati Blue. . . ! ! ! !" Wolver menyerang dengan kekuatan penuh. Blue tak mau kalah. Dengan pedang Eclipticsnya, ia maju untuk menghadapi Wolver. Serangan demi serang silih berganti. Namun Wolver yang memiliki kekuatan Mito semakin menunjukan keunggulannya. Blue semakin terdesak.
Dengan kekuatan penuhnya, Blue melancarkan serangan yang sangat dahsyat. Ledakan besar terjadi dengan asap yang membumbung tinggi mengepul menghiasi pertarungan mereka. Blue terlihat lemah karena serangan barusan telah menguras tenaganya. Ia berharap, serangan tadi telah mengakhiri pertarungan ini. Namun itu tak sejalan kenyataan yang terjadi. Wolver masih bisa berdiri tegak kendati telah menerima serangan dahsyat dari Blue.
Blue mulai terlihat khawatir dengan keadaan yang terjadi. Ia tak menyangka jika Wolver begitu perkasa.
"Ha ha ha . . . . ! ! ! Sepertinya, kau telah kehilangan lebih dari separuh kekuatanmu karena serangan itu. Sekarang giliranku untuk mengakhiri pertarungan ini. Bersiaplah Blue. . . Haaaa. . . . WILDER WOLF. . . ! ! !" Wolver mulai menunjukan kekuatan terdahsyatnya. Blue merasa semakin panik. Aura srigala liar yang sangat mengerikan begitu menggema. Pedang besar yang dibawanya terbelah menjadi tiga. Pedang tersebut melebur dan melapisi kedua tangan dan dan juga menjadi zirah yang melapisi tubuhnya. Wolver menyerang dengan pukulan auman srigala. Namun Blue berhasil menghindar dengan kecepatannya. Blue membalas dengan tebasan Ecliptics. Wolver tak mampu menghindar. Namun tebasan Ecliptics milik Blue tak mampu melukai tubuh Wolver yang dilapisi zirah dari pedangnya. Blue terkejut, namun keterkejutannya dibalas dengan pukulan dahsyat dari Wolver. Tubuhnya terlempar ke atas. Wolver terus mengejar dengan melancarkan pukulan selanjutnya. Blue tak kuasa menangkis yang membuat tubuhnya terlempar ke tanah hingga menyebabkan ledakan besar.
Wolver meluncur dari atas langit mengincar Blue yang tengah terkapar. Ia menginjak tubuh Blue dengan sangat keras. Blue pun mengerang dan berteriak tak kuasa menahan sakit yang ia terima. Darah segar mengalir di sela-sela masker yang ia pakai. Wolver menyeringai senang dengan kemenangannya. Blue terlihat sudah tak berdaya lagi.
"Jangan kau harap belas kasihan dariku untuk pertarungan ini. Karena aku akan segera menghabisimu Blue!" Wolver lalu mencekik dan mengangkat tubuh Blue yang sudah tak berdaya dengan tangan kanannya.
"Aku sebenarnya berharap bisa bertarung denganmu lebih lama lagi. Karena aku ingin menguji kekuatan Wilder Wolfku lebih lama. Tapi sayang kau begitu lemah dan tak berguna" bentak Wolver.
Blue hanya meringis kesakitan, namun tak mampu lagi berbuat apa-apa.
"Matilah kau Blue. . . . ! ! !" Wolver mencengkram leher Blue semakin erat dan membenturkannya pada tembok gedung tempat pertama mereka bertarung hingga jebol. Wolver kembali bersiap menyerang. Ia mengeluarkan kemampuan yang sangat menakutkan. Blue yang sudah tak berdaya tak mampu lagi bergerak menghindar. Ia terlempar jauh dan jatuh terkapar di sebuah pantai Jakarta.
Blue sudah tak bisa bergerak lagi. Kesadarannya semakin hilang. Wolver terlalu kuat untuk dihadapinya. Wolver telah menyiapkan sebuah pukulan akhir untuk menghabisi nyawa Blue yang sudah tak sadarkan diri. Situasi genting menyelimuti keadaan Blue. Beberapa saat lagi, nyawanya akan segera musnah oleh serangan yang tengah Wolver siapkan.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar