Powered By Blogger

Sabtu, 10 Mei 2014

Sky Power

Chapter 10

Kekagetan yang Ferry alami memuncak ketika sosok Prof. Indra datang secara tiba-tiba di belakangnya.
"Selamat datang di lab rahasiaku, Ferry Hadiwinata!" Prof. Indra menyambut dengan senyuman ramahnya.
"Prof. Indra, apa maksud semua ini?" Ferry menanyakan kejutan tak terduga yang diterimanya.
"Maaf, mungkin agak kasar sambutan barusan. Saya akan jelaskan semuanya" ujar Prof. Indra.
"Ikut aku!" lanjutnya sambil membalikan badan dan berjalan menuju ke sebuah ruangan. Ferry mengikuti di belakang. Rasa penasaran masih menggelayuti perasaan Ferry. Mereka menaiki sebuah tangga dan menuju ke sebuah ruang tamu.
Prof. Indra menghentikan langkahnya dan duduk di sebuah kursi. Ia mempersilahkan Ferry duduk dan memulai pembicaraan.
"Oke, langsung saja. Jujur saya sedang mengembangkan sebuah organisasi. Dan saya masih butuh beberapa anggota baru untuk memperkuat organisasi tersebut" ujar sang Profesor.
"Memang organisasi apa yang tengah anda kembangkan prof?" tanya Ferry. Prof. Indra berdiri tanda ia mulai serius berbicara.
"Ini adalah organisasi rahasia yang tidak boleh diketahui secara umum sekarang ini, karena jika tidak, resikonya akan fatal. Berjanjilah akan menjaga rahasia ini pada siapapun!" pinta Prof. Indra yang menatap tajam ke arah Ferry. Ada rasa takut juga dalam benak Ferry, namun ia mencoba untuk tetap tenang.
"Baiklah, aku berjanji. Tapi jelaskan organisasi apa yang profesor maksud?" tanya Ferry yang masih merasa penasaran.
"Organisasi ini berisi tentang mereka yang peduli akan makna keadilan dan ketentraman di negeri ini, bahkan di dunia ini. Organisasi ini aku namakan. . ." Prof. Indra berjalan ke sebuah meja untuk mengambil sebuah benda mirip arloji.

"Sky Power. . ." sahutnya.

"Sky Power?" Ferry masih bingung.
"Ya . . . Mungkin kamu tahu, begitu banyak kejahatan beraksi, baik dalam lingkungan publik, maupun pemerintah, atau bahkan di kalangan petugas keamanan dan pengadil itu sendiri yang seharusnya menjadi pihak yang paling bertanggungjawab masalah keamanan" keterangan yang Prof. Indra sampaikan seolah mengingatkan Ferry pada beberapa kejadian yang pernah menimpanya.
"Jika kamu orang yang peduli pada keadilan, bergabunglah! Aku sudah menyiapkan tempat khusus buatmu" seru Prof. Indra menawarkan pada Ferry.
"Tapi, apa yang bisa saya lakukan? Saya masih belum mengerti apa maksud anda" jawab Ferry. Prof. Indra menyodorkan benda mirip arloji tadi pada Ferry.
"Pakai benda ini di lengan kirimu, dan kau akan tahu jawabannya" ujar Prof. Indra. Ferry menerima benda tersebut. Awalnya, Ferry masih merasakan ragu. Namun ia lalu memakainya. Sejenak ia merasakan ada sebuah getaran yang sangat kuat saat gelang tersebut melingkar di lengan kirinya, seperti ada sengtan listrik yang berasal dari benda itu. Namun itu berlangsung hanya kurang dari 1 detik.
"Benda itu akan membuat kekuatanmu meningkat ratusan kali lipat dari kekuatan normal" keterangan Prof. Indra agak mengagetkan, namun Ferry belum sepenuhnya bisa percaya.
"Sekarang pulanglah, aku percaya padamu. Kau adalah anak yang baik. Kau pasti bisa menjaga dan memanfaatkan benda itu dengan baik. Kembalilah jika kau sudah siap bergabung dengan Sky power" tutur Prof. Indra.
Sebelum Ferry pergi meninggalkan rumah tersebut, ia menanyakan suatu hal.
"Maaf Prof, mengapa anda begitu percaya sama saya? Padahal jika benar benda ini bisa melipatgandakan kekuatan seseorang dan benda ini jatuh ke tangan orang yang salah, apa itu tidak bahaya?" tanya Ferry. Prof. Indra hanya tersenyum pada Ferry sambil menepuk pundaknya.
"Sudah aku jelaskan, aku percaya padamu. Dan filingku tak pernah salah. Aku sudah mempelajari siapa kamu. Tinggal kamu buktikan apakah keputusanku mempercayakan ini ke kamu tepat atau tidak" Ujar Prof. Indra.
"Baik prof, aku akan buktikan. Terima kasih prof" ucap Ferry.
"Kau adalah anak sahabatku, dan aku tahu siapa ayahmu. Itu yang membuat aku percaya" sambung prof. Indra. Ferry pamit meninggalkan rumah sang profesor dengan rasa penasaran atas keterangan dari Prof. Indra. Ia ingin membuktikan namun bingung dengan cara apa. Ferry berjalan menuju sepeda motor yang ia parkir di luar gerbang.
Tiba-tiba, terpintas sebuah ide. Ucapan Prof. Indra yang mengatakan kekuatannya telah berlipat ganda akan ia buktikan dengan mengangkat sepeda motornya yang berbobot hampir 200 kg. Usaha yang tak mungkin ia lakukan jika hanya dengan tenaga biasa. Ua lalu mencobanya.
Hasilnya sangat mengagumkan. Ferry dengan mudah mengangkat sepeda motor tersebut dengan kedua tangannya. Tak puas sampai disitu, ia melepas satu tangannya lagi. Kini Ferry mengangkat sepeda motornya hanya dengan satu tangan tanpa merasakan berat yang begitu membebani tangannya dari sepeda motornya. Ia merasa sangat kagum akaun hal itu.
Tiba-tiba, ada seorang wanita yang mengendarai sepeda melihat apa yang ia lakukan. Wanita tersebut terbengong dan kaget ada seorang pemuda yang mampu mengangkat sebuah sepeda motor seorang diri, bahkan hanya dengan satu tangan. Wanita itu lengah saking kagumnya hingga tak sadar laju sepedanya telah keluar jalur menuju saluran air yang ada di pinggir jalan. Ia pun jatuh ke dalam saluran air.
Suara gaduh dari pengguna sepeda tadi menyadarkan Ferry. Ia buru-buru menurunkan sepeda motornya dan langsung kabur takut ada orang lain yang tahu.

***
Putri tengah beres-beres di tempat kostnya. Jam menunjukkan pukul 8. Ia baru saja selesai mengerjakan tugas yang ia bawa pulang dari kampus. Ia menemukan sebuah foto di tengah kesibukannya. Putri mengambil foto tersebut dan memandangnya. Foto tersebut adalah kakak laki-lakinya yang telah meninggal 3 tahun lalu karena tertabrak mobil saat hendak menjeputnya pulang sekolah. Sejenak ia teringat tentang masa lalu dengan kakak tercinta.
Tiba-tiba, ada seseorang mengetuk pintu.
"Siapa ya?" kata Putri.
"Ini aku Put, Dian!" Dian menjawab dari luar pintu. Putri segera membereskan pekerjaannya dan membuka pintu. 
"Dian, ada perlu apa?" ujar Putri.
"Aku boleh masuk nggak?" Sahut Dian. Putri langsung mengajaknya masuk.
"Sini masuk!" ajak Putri lalu mengunci pintu. Tempat kost Putri tidak begitu luas, hanya ada 1 kamar tidur, 1 kamar mandi beserta dapur dan ruang tamu di depan.
"Tumben malam-malam datang kesini!" ucap Putri.
"Aku lagi males di kostan. Pengen cari teman" jawab Dian yang wajahnya masih cemberut sejak pertama datang.
"Makanya aku bilangin juga apa. Mendingan pindah aja ke sini bareng aku. Kebetulan aku juga belum dapat temen" timpal Putri.
"Iya deh, nanti kalo habis kontrak pindah ke sini deh" seru Dian. Putri masih membenahi beberapa barang yang masih berserakan.
"Gimana masalah kemarin, sudah beres?" tanya Putri.
"Udah sih. Udah ah, lagi males cerita. Udah ngantuk nih" ujar Dian sambil menuju kamar tidur.
"Duluan aja kalo mau tidur. Lagian jam 9 aja belum" Putri masih sibuk di depan laptopnya sambil buka internet.

***
Ferry baru pulang dari tempat temannya dan waktu menunjukkan pukul 10 malam lebih. Ia dengan tenang mengendarai  sepeda motornya melintasi sebuah kawasan yang sepi. Ia lalu menghentikan laju sepeda motornya. Terlihat beberapa meter di depannya gerombolan orang hendak pergi dan meninggalkan seseorang yang tergeletak. Ferry meyakini ini adalah curanmor. Ia kembali memacu kendaraannya mengejar 3 kawanan curanmor yang membawa kabur sepeda motor orang yang tergeletak tadi.
Tanpa rasa takut Ferry memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Beberapa menit kemudian, ia berhasil menghadang salah satu kawanan. Melihat kawannya dipepet seseorang, 2 kawanan lainnya kembali untuk membantu karena melihat hanya satu orang yang menghadang.
Ferry menganggap ini adalah waktu yang tepat untuk membuktikan kekuatannya. 3 kawanan sepeda motor itu berjumlah 5 orang.
"Hey brengsek, minggir lo. . . !" bentak kawanan yang Ferry hadang.
"Kembalikan sepeda motor yang barusan lo rampas!" seru Ferry sambil turun dari kendaraannya.
"Berani main-main lo ya, ama kita!" ujar seorang lagi yang dibonceng. Mereka berdua menyerang, namun dengan sigap Ferry menghindar. Tendangan Ferry menghujam ke dada salah satu curanmor hingga terlempar sejauh 5 meter hingga terkapar dan langsung mengeluarkan darah segar dari mulutnya.
Ferry terkagum dengan kekuatannya barusan. Kawanan yang lain kembali menyerang dengan sebilah celurit, namun kembali dihindari. Serangan kembali dilancarkan. Kali ini Ferry berhasil menangkap tangan si curanmor. Ferry melancarkan pukulan pada wajahnya hingga terjatuh tak berdaya. 3 kawanan lain telah sampai. Mereka langsung menyerang secara bersamaan. Dengan mudah Ferry membuat mereka terkapar tak berdaya.
Ferry senang serta kagum dengan kekuatan yang barusan ia tunjukan. Apa yang Prof. Indra katakan ternyata benar. Kini kekuatannya telah meningkat ratusan kali lipat.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar