Powered By Blogger

Senin, 12 Mei 2014

Sky Power

Chapter 11

Pagi yang cerah memulai sebuah hari yang indah seperti biasa. Suasana ramai kampus ITJ dengan segenap aktivitas di dalamnya mewarnai pagi hari yang indah. Prof. Indra tengah menenggelamkan diri dengan kesibukannya di ruang kerja.
Ferry datang dan memasuki ruang kerjanya.
"Selamat pagi Prof" Ferry menyapa dengan hati yang ceria.
"Hey Ferry, bagaimana? Ada hal yang ingin kau sampaikan? Silahkan duduk" ujar Prof. Indra sambil mempersilahkan duduk.
"Ya, masalah kemarin yang saya pikir sangat luar biasa Prof." ujar Ferry.
"Berarti sudah kamu putuskan?" tanya Prof. Indra. Sejenak Ferry diam.
"Tentu Prof" jawab Ferry.
"Bagus, nanti akan saya jelaskan lebih detail tentang peraturan, anggota dan lainnya. Tapi tidak di sini. Temui aku lagi di waktu dan tempat yang sama seperti kemarin" tutur Prof. Indra.
"Baik Prof, saya akan datang. Saya permisi Prof. Terima kasih atas tawarannya"  Ferry pamit meninggalkan ruangan.

***
Ferry telah berada di markas rahasia Sky Power. Ia tengah berbincang dengan Prof. Indra.
"Baiklah, kau telah mengambil keputusan yang tepat. Karena itu yang saya tahu tentang ayahmu" tutur Prof. Indra.
"Kita telah memiliki 83 anggota yang terbagi dalan 5 divisi. Kehadiranmu adalah suatu hal yang spesial. Karena dengan begitu, aku akan menambah satu divisi lagi, dan kau telah ku siapkan sebagai kapten divisi baru tersebut" lanjutnya. Ferry masih bingung akan promosi dirinya sebagai kapten divisi. Padahal dirinya adalah anggota baru.
Tiba-tiba, pintu rahasia yang terbuat dari lempengan besi terbuka dengan sendirinya. 5 sosok misterius keluar dari balik pintu tersebut. Salah satu diantara mereka nampaknya adalah wanita dilihat dari siluet tubuhnya. Mereka semua menutupi wajahnya dengan topeng dan kostum yang berbeda-beda. Mereka berjalan mendekati Ferry dan Prof. Indra.
"Mereka adalah kapten dari 5 divisi yang ada. Mereka adalah, Androman, kapten divisi pertahanan, Blank, kapten divisi informan, Stormer, kapten divisi tehnik, Iluvera, kapten divisi medical, dan Wolver, kapten divisi khusus dan penyergapan" Ujar Prof. Indra.
Androman adalah kapten divisi pertahanan. Tubuhnya dilapisi kostum baja putih. Postur tubuhnya 208 cm dengan berat 105 kg, terbesar diantara yang lain. Blank kapten divisi informan yang mengenakan kostum serba hitam dan sosok paling misterius. Stormer, kapten divisi tehnik, sosok paling cerdas dengan kostum grey. Sementara Iluver adalah wanita sexy nan genit yang baik hati, namun cukup sadis dalam bertarung adalah kapten divisi medical ahli biologi. Dan yang terakhir adalah Wolver, kapten divisi khusus yang dianggap paling kuat diantara semua Sky Warior (Sebutan untuk anggota Sky Power).
"Kau akan aku angkat sebagai kapten divisi intel, yang akan bertanggungjawab atas sumber informasi kita" ujar Prof. Indra.
"Namun, sebelum secara resmi kau bertugas menjalankan misi yang ada, kau harus tahu aturan pertama sebagai anggota Sky Power. Dilarang menampilkan identitas diri pada publik" lanjutnya.
"Kau tidak pernah melihat super hero beraksi di TV, Ferry?" Iluvera menerangkan sambil mendekat dan membelai manja.
"Oh, maksudmu, kostum kah?" ujar Ferry kebingungan.
"Tepat sekali" jawab Iluvera.
"Maaf, aku tidak terfikir menyiapkan kostum seperti kalian" kata Ferry yang agak merinding karena kegenitan si sexy Iluvera meski ia tidak bisa melihat wajah cantik di balik topengnya.
"Sayang sekali. Tapi tidak usah khawatir. Aku sudah tahu kabar anggota baru. Jadi aku sudah siapkan kostum spesial untukmu" tukas Iluvera sambil menunjukan kostumnya pada Ferry.
"Sekarang, ayo ikut aku!" Iluvera pergi menggandeng Ferry ke sebuah ruangan. Setelah sampai di sebuah ruangan, Iluvera tak henti menggoda.
"Sekarang, buka bajumu!" ujar Iluvera dengan senyum genitnya. Tentu saja itu membuat Ferry terkejut.
"Kenapa?" kata Ferry.
"Mau coba kostumku nggak? Atau perlu saya bantu untuk melepasnya?" Iluvera mendekat membuat Ferry tambah gelagapan.
"Oke oke. . . Tapi kenapa kamu masih di sini?" ujar Ferry yang pastinya malu ganti baju di hadapan seorang wanita.
"Tidak usah malu, aku dokter di sini. Ini sudah biasa bagiku. Atau perlu sedikit sentuhan seni dan paksaan?" lanjutnya. Dengan menahan rasa malunya, Ferry melepas pakaiannya 1 per 1. Sementara Iluvera hanya bisa tertawa kecil melihat reaksi Ferry menahan malu. Hanya celana dalam yang tersisa di tubuhnya. Iluvera menyerahkan kostumnya untuk Ferry pakai.
"Aku tak menyangka tubuhmu sexy juga" goda Iluvera dan keluar ruangan untuk kembali ke tempat semula. Ferry mengikuti di belakang.
"Iluvera, ada sesuatu yang kau lupakan nampaknya" Wolver dengan kostum merah srigala menjelaskan.
Ferry memakai baju dan celana serba hitam, namun ditutupi jubah lebar mirip jas hujan yang panjang hampir mencapai mata kaki berwarna biru. Bagian atas jubah nyambung dengan penutup kepala.
"Wajahnya masih terbuka, beri dia topeng" ujar Stormer.
"Wajahnya terlalu tampan untuk kita sembunyikan semua di balik topeng, aku pikir, ini cukup" Iluvera menyerahkan sebuah masker hitam pada Ferry. Ferry pun memakainya. Kini, ia telah lengkap dengan kostumnya.
"Tidak masalah. Sekarang, kau telah siap untuk bertugas sebagai kapten divisi intel. Tapi maaf, siapa namamu?" kata Prof. Indra.
"Ferry" ia bingung mengapa Prof. Indra msh brtanya soal namanya.
"Bukan itu maksudku!" jawab Prof. Indra.
"Blue" Iluvera menyebutkan sebuah nama yang sederhana. Ferry mulai paham apa maksud perbincangannya. Prof. Indra mulai menjelaskan misi pertama untuk Ferry dengan inisial 'Blue'.

***
Ferry mendapat misi untuk melacak dan mengumpulkan berbagai informasi tentang sebuah geng kriminal. Sebagai kapten divisi intel, Ferry membawahi 12 Sky Warior. Namun misi kali ini, ia hanya ditemani 2 kru. Ferry sebenarnya heran, apa yang spesial darinya sehingga langsung diangkat sebagai kapten divisi meskipun ia adalah seorang anggota baru.
"Perkenalkan, aku Rocky, dan ini Spyner. Kami adalah anggota divisi intel yang kau pimpin" ujar pria bertopeng batu bersama sosok bertopeng semi transparan.
"Aku. . . Aku Blue" Ferry hampir lupa nama inisialnya.
"Maaf, aku anggota baru di sini. Walau aku adalah kapten kalian" lanjutnya dengan nada yang polos.
"Kau memang special warior, sudah seharusnya kau menjadi kapten" ujar Rocky.
"Aku masih tak mengerti, sebenarnya apa yang spesial dalam diriku" lanjut Ferry.
"Tidak usah merisaukan itu, kau akan tahu nanti" Spyner mengatakan membuka alat dari tasnya.
"Aku mantan anggota divisi informan, jadi aku paling paham tentang ini" ujar Spyner sambil mengoperasikan sejenis tablet mini.
"Aku mantan anggota divisi pertahanan, aku akan memandumu sebagai new warior" Sahut Rocky. Mereka berangkat untuk menjalankan misinya di malam hari.
Mereka sudah sampai di sebuah gedung besar, namun sudah tak terpakai lagi. Spyner menjelaskan misi dari data pada tablet yang ia pegang.
"Ingat, misi kita hanya mengumpulkan data dan informasi tentang Geng kriminal ini, hindari pertarungan fisik sebisa mungkin. Kapten dan Rocky harus menculik salah satu dari mereka, aku mengawasi di sini" Spyner menjelaskan. Blue dan Rocky mulai beraksi sembunyi-sembunyi.
Rocky menggerakan batu cukup besar dengan kekuatannya lewat jarak jauh. Dia sukses memancing seorang penjaga yang penasaran untuk menjauh dari kawanan dan mengecek batu yang bergerak-gerak tersebut. Setelah hanya menyisakan jarak kurang dari 2 meter, Rocky meluncurkan batu besar tersebut ke arah penjaga dengan kecepatan tinggi. Penjaga tersebut langsung jatuh terkapar dan pingsan. Blue yang telah bersiap di dekat batu besar langsung membawa tubuh penjaga dan kembali ke tempat Spyner.
Spyner telah menunggu kedatangan mereka. Ia memegang tangan penjaga yang masih belum sadar. Dan, keajaiban terjadi. Tubuh Spyner berubah menjadi sang penjaga. Blue sangat kaget dengan kejadian itu. Namun tidak dengan Rocky. Ia tentu sudah tahu kemampuan Spyner menyamar menjadi tubuh orang yang dipegangnya.
Dengan menyamar menjadi penjaga yang telah diringkusnya, Spyner dengan leluasa masuk ke dalam markas mereka tanpa takut dicurigai orang lain. Dengan lensa khusus di matanya, Spyner sanggup membaca beberapa informasi melalui mata seseorang yang dilihatnya. Ia lalu menemukan seseorang yang cocok untuk diinterogasi. Setelah membuntuti dan menunggu waktu sepi, Spyner langsung menyerang targetnya. Target terjatuh, namun mencoba kembali bangkit. Spyner kembali menyerang hingga target terjatuh dan tak sadarkan diri. Target berhasil diringkus, namun kegaduhan yang terjadi mengundang kehadiran orang lain. Penjaga lain datang. Deadtime mode penyamaran telah habis, Spyner telah kembali ke wujud semula.
Anggota geng lain yang telah memergoki aksi Spyner langsung menyerangnya. Ia bertarung dengan 3 orang penjaga, namun berhasil mengalahkannya. Penjaga lain kembali berdatangan membuat Spyner agak kerepotan. Ia terpaksa memencet tombol darurat pada alat mirip arloji di lengannya.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar