Powered By Blogger

Kamis, 15 Mei 2014

Sky Power

Chapter 12

Misi spionase nampaknya tak sesuai harapan. Musuh berhasil mengetahui penyusupan oleh Spyner. Sinyal darurat telah dibunyikan, pertanda permintaan bala bantuan sekaligus pengalihan strategi dimulai.
Blue dan Rocky segera menuju markas musuh untuk membantu Spyner yang terkepung. Barikade lima penjaga berhasil ditembus oleh Blue dan Rocky. Mereka membantu dan melindungi Spyner yang tengah berusaha membawa tubuh seorang target. Rocky berhasil membendung bantuan musuh yang terus berdatangan dengan kekuatan pertahanan tembok tebing. Sementara Blue mengobrak abrik pasukan yang ada di tempat. Mereka akhirnya berhasil melarikan diri dengan membawa tubuh seorang target penculikan.
"Sial . . . Siapa mereka?" ujar salah satu penjahat senior.
"Nampaknya mereka bukan orang sembarangan" ujar seorang anggota.

Sky warior berhenti di suatu tempat.
"Maaf teman, nampaknya misi kali ini gagal" ujar Blue menyesal.
"Tidak juga" jawab Rocky.
"Tapi misi kita melakukan spionase tanpa harus diketahui musuh. Jika seperti ini, mereka pasti akan lebih waspada. Bahkan memindahkan markas rahasia mereka. Ini pasti akan sulit" ukar Blue.
"Spyner adalah ahli spionase terbaik di Sky Power, kapten tak perlu menghawatirkan itu" ujar Rocky menerangkan.
"Orang ini akan membantu kita, untuk strategi apa yang akan kita lakukan selanjutnya" Spyner menunjuk pada sosok yang barusan ia culik.
"Aku juga telah memasang micro spiolens pada orang yang kita culik sebelumnya agar kita tetap bisa memantau gerak-gerik mereka. Sekarang, aku akan mengambil informasi dari orang ini" Spyner meletakan tubuh sosok yang barusan diculik. Ia membuka dan menatap mata anggota geng. Mata Spyner mengeluarkan seberkas sinar menuju mata anggota geng. Ia menyerap informasi berupa ingatan audio visual dari targetnya kemudian ia simpan ke dalam tablet khusus yang ia bawa.
"Oke, misi kita sudah cukup. Kita akan kembali ke markas" ucap Spyner. Ia kembali memasang micro spiolens setelah mengambil informasi dari target. Mereka pergi meninggalkan tubuh target anggota geng dan kembali ke markas.

***
Mereka sampai di markas. Data spionase telah dipelajari, terutama oleh Prof. Indra. Ia merasa cukup puas dengan hasil spionase anak didiknya.
"Cukup bagus kerja kalian. Apalagi bagi new warior sepertimu, Blue!" ujar Prof. Indra.
"Sebagai kapten, kau harus lebih baik lagi dalam memimpin aksi" sambungnya.
"Baik Prof, saya minta maaf" ujar Blue. Prof. Indra menekan sebuah tombol pemanggil. Lalu Wolver dan Iluver muncul.
"Pelajari data ini, dan siapkan rencana eksekusi besok" seru Prof. Indra sambil memberikan micro chip data pada Wolver.
"Baik Prof" jawab Wolver.
"Blue, kau boleh ikut operasi besok. Ini baik untuk menambah jam terbangmu. Kau boleh ajak 2 rekan dari divisimu" ujar Prof. Indra.
"Baik, terima kasih Prof" kata Blue.

***
Wolver memimpin regu penyergapan dibantu Blue dengan 2 rekannya serta 12 divisi penyergap. Serangan diawali oleh Rocky yang mengeluarkan hujan batu. Hal itu membuat panik musuh. 12 pasukan penyergap langsung menyerang. Wolver, Blue dan yang lainnya berhasil memasuki markas. Musuh kembali datang, namun dengan mudah dilumpuhkan.
Blue berhadapan dengan seorang musuh. Nampaknya, sosok yang ia hadapi lebih dari sebelumnya. Pertarungan sengit terjadi. Blue akhirnya berhasil menjatuhkan musuhnya. Namun musuh lain datang membantu. Mereka menyerang Blue bersama-sama. Blue berhasil mengalahkan mereka. Sementara Wolver juga berhasil mengalahkan petarung tangguh lain. Pemimpin geng akhirnya muncul.
"Siapa kalian sebenarnya? Apa tujuan kalian menyerang kami?" seru Ketua geng yang berjuluk 'Mister Drakula'.
"Ulah kriminal kelompokmu sudah harus kami hentikan. Kau tak perlu tahu siapa kami!" ujar Wolver.
"Hey, kita masih bisa berdiplomasi kan? Ayo lah, tidak baik melakukan kekerasan seperti ini. Aku janji kau akan dapat keuntungan jika kita bekerja sama" ajak Mr. Drakula.
"Jika aku tak tertarik?"
"Kau akan menyersal berurusan denganku" ujar Mr. Drakula lagi. Blue hendak maju menyerang namun ditahan.
"Ini adalah tugasku, biar aku selesaikan" Wolver mengingatkan. Wolver bertarung dengan Mr. Drakuka. Wolver akhirnya berhasil mengalahkan serta meringkusnya.
Kemenangan berhasil diraih Sky Power. Semua kawanan geng kriminal berhasil dibekuk.  Spyner menghapus ingatan para anggota geng kriminal melalui kontak matanya.
Semua anggota Sky Warior kembali ke markas kecuali Wolver dan Blue. Tak lama kemudian, tim kepolisian datang. Mereka membawa semua anggota geng kriminal. Tak ada satupun pihak kepolisian tahu siapa yang melakukan ini semua, karena Spyner telah menghapus ingatan semua anggota geng kriminal tentang penyerangan Sky Warior. Letkol. Bayu Supriyanto mendatangi Wolver dan Blue yang berada di atap gedung yang tak terkapai tersebut. Namun tak ada anggotanya yang mengetahui itu.
"Kerja yang bagus tuan-tuan. Untuk selanjutnya, serahkan pada kami" Ucap Letkol. Bayu.
"Baiklah, sekarang misi telah usai. Kami harus kembali ke markas. Selamat bertugas. . . " Wolver dan Blue bersiap pergi.
"Blank. . ."
"Hahh . . . ? ? ?" Ferry kaget mengetahui jika Letkol. Bayu adalah Blank, kapten divisi informan dari Sky Warior. Wolver dan Blue telah kembali ke markas.
"Wolver, selama aku bergabung dengan Sky Power, aku belum tahu siapa kalian semua, paling tidak 5 kapten divisi, sementara kalian semua tahu siapa aku. Adakah larangan new warior seperti aku untuk mengetahui siapa teman-temanku disini?" tanya Blue dalam perjalanan.
"Tidak, kau pasti tahu siapa teman-temanmu disini nanti" jawab Wolver.

***
Hujan lebat mengguyur kota Jakarta di sore hari disertai angin kencang.
Dian tengah menunggu angkot sendirian di halte. Hawa dingin yang dikirimkan oleh angin dan hujan benar-benar membuatnya terasa membeku. 
Tiba-tiba, seorang lelaki berteriak padanya.
"Hey . . . Menjauhlah dari tempat itu. . . ! ! !" seru lelaki. Dian masih tak mengerti. Lelaki itu menunjuk pada baliho besar berjarak 15 metar di sisi kiri tengah bergoyang kencang akibat angin kencang. Baliho raksasa itu benar-benar telah siap untuk jatuh menimpanya. Rasa takut segera menyergap hatinya. Jantungnya berdetak sangat kencang. Namun Dian sudah tak punya waktu lagi untuk menghindar.
"Aaaaakkhhh. . . . ! ! !" ia berteriak sesaat sebelum baliho raksasa menimpanya.
'Brruuuggghhh. . . .'
…..
…..
Dian menangis tak bisa menahan lagi rasa takutnya sambil membungkuk dan menutup mata. Namun ia heran karena masih bisa merasakan isak tangisnya yang halus. Ia juga tak merasakan rasa sakit jika ia berada pada posisi ujung hidupnya. Atau mungkinkah ini alam lain yang selama ini hanya ia imani tanpa pernah ia tahu? Ia mulai mencoba mengendalikan kesadarannya dan mulai membuka mata. Ia masih bisa mengangkap tekstur tanah yang basah karena hujan, juga seberkas cahaya redup yang menerangi jalan.
Dian tersadar kalau dirinya belum mati. Namun ia bingung apa yang terjadi dengan baliho raksasa yang menimpanya. Ia menoleh kebelakang untuk memeriksa. Ia terkaget karena sesosok pria tengah menahan beban baliho raksasa yang mengincar nyawanya. Ketakutan yang menyelimuti perasaan Dian telah berganti menjadi senang dan kagum.
Beruntung, Ferry datang tepat pada waktunya. Namun ia kaget karena wanita yang ia selamatkan adalah Dian. Baliho raksasa itu hampir terlepas dan menimpa tubuh mereka akibat kekagetannya. Masker Blue masih melekat di wajahnya. Hal itu membuatnya lega karena Dian tak mengenalinya.
"Benda ini sangat berat. Menjauhlah!" seru Blue sambil masih menahan beban baliho raksasa dengan punggungnya. Dian bergegas keluar dari jangkauan baliho raksasa itu. Blue akhirnya melepaskan baliho raksasa. Blue bergegas pergi meninggalkan Dian.
"Tunggu. . . ! !" Dian mencegah Blue yang hendak pergi. Blue berhenti.
"Terima kasih. Kau menyelamatkan nyawaku.” Ujar Dian bersyukur. Nlue hanya menganggukkan kepalanya.
“Bolehkah ku tahu siapa kamu?" ujar Dian yang begitu kagum pada sosok di hadapannya tersebut. Namun yang ia kagumi tak banyak berucap.
"Blue"
Hanya itu yang terucap darinya sebelum akhirnya pergi. Senyum lega mengembang dari bibir Dian. Meski ia tak tahu sosok di balik masker tersebut adalah Ferry.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar